INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengusulkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Kabupaten Pekalongan.
Hal ini imbas terjadinya banjir dan tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, Senin (20/1/2025). Dengan operasi modifikasi cuaca diharapkan dapat mempercepat pencarian korban hilang dan penanganan pasca bencana.
Permintaan tersebut disampaikan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana kepada Kepala BNPB Suharyanto di sela rapat koordinasi penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Desa Kasimpar, Rabu (22/1/2025).
“Dalam beberapa waktu ke depan, perlu ada operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi,” ungkapnya.
Saat ini, penanganan bencana masih fokus pada pencarian orang hilang. Berdasarkan laporan hingga pukul 18.20 WIB, korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang ditemukan sebanyak 21 orang.
Informasi yang dihimpun, korban terakhir ditemukan di sungai. Sehingga saat ini masih ada enam orang yang hilang dan belum ditemukan.
“Fokus penanganan adalah korban dan pencarian (korban) hilang. Kita sudah melakukan langkah pencarian korban dengan personel gabungan yang ada,” beber Nana.
Dia mengatakan, upaya penanganan bencana ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan dengan total personel mencapai 550-an orang.
Akibat bencana tersebut, Pemprov Jateng juga sudah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta.
Nana mengimbau warga Jateng untuk terus waspada. Pasalnya cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Februari. Pihaknya meminta pemerintah daerah hingga desa agar mewaspadai lokasi rawan bencana di wilayahnya sampai cuaca ekstrem selesai.
“Kita minta agar masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana banjir dan longsor agar diungsikan ke tempat aman,” kata Nana Sudjana.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, permintaan operasi TMC diajukan untuk memudahkan pencarian dan mengantisipasi bencana susulan. Khusus di wilayah Pekalongan, akan dilakukan TMC mulai Kamis 23 Januari 2025 hingga sepekan ke depan.
“Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem, sehingga pencarian tidak terganggu,” bebernya.
Dia menyebut, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah faktor cuaca. Dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah-tengah pencarian. Selain itu juga beberapa alat berat yang belum bisa masuk karena akses tertutup.
Berdasarkan rapat koordinasi, pencarian korban hilang akan terus dilakukan sampai ketemu. Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya memang 7×24 jam.
Namun, kata Suharyanto, telah disepakati bahwa akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya ditemukan.
Sementara untuk kebutuhan dasar masyarakat terdampak banjir dan saat ini di pengungsian akan dipenuhi selama masa tanggal darurat. Bupati Pekalongan telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama dua minggu.