INDORAYA – Harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kota Semarang terus melonjak di awal bulan Ramadan, salah satunya adalah cabai.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Semarang, harga cabai tampar di Pasar Simongan melonjak tinggi hingga mencapai Rp 103.000 per kilogram. Di Pasar Surtikanti, cabai rawit merah dijual seharga Rp 105.000 per kilogram.
Kenaikan harga cabai ini menjadi keluhan bagi sejumlah ibu rumah tangga yang merasa kesulitan mengatur anggaran rumah tangga mereka. Salah satunya adalah Rina, seorang ibu rumah tangga yang merasa terbebani oleh lonjakan harga cabai yang sudah terjadi sebelum bulan Ramadan dimulai.
“Baru mulai puasa, harga sudah naik gila-gilaan. Cabai, bawang, semuanya naik. Kami mau masak apa kalau begini?” keluhnya saat diwawancarai pada Senin (3/3/2025).
Rina berharap harga kebutuhan pokok, khususnya cabai, segera kembali normal, karena baginya cabai adalah bahan masakan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
“Setiap tahun, saat seperti ini harga selalu naik,” tambahnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Wahyu, seorang pekerja harian, yang mengungkapkan bahwa pendapatannya tidak pernah sebanding dengan lonjakan harga bahan pokok yang terjadi menjelang bulan Ramadan.
“Tiap tahun selalu begini, harga naik saat Ramadan, tapi gaji tetap sama. Kami jadi semakin kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.
Siti, seorang pedagang sayur di Pasar Karangayu, juga merasakan dampak dari kenaikan harga ini. Ia mengungkapkan kesulitan dalam menjual dagangannya karena banyak pelanggan yang mengeluh dan mengurangi jumlah belanjaan mereka.
“Biasanya beli cabai satu kilo, sekarang paling setengah atau seperempat kilo. Pembeli banyak yang komplain, tapi saya juga nggak bisa jual lebih murah karena harga dari pemasok juga tinggi,” kata Siti.