Ad imageAd image

HUT ke-343 Kartasura, HMI Sukoharjo Harap Kartasura Bisa Mekar Jadi Kota Madya

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 76 Views
4 Min Read
Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali.

INDORAYA – Hari Ulang Tahun (HUT) ke-343 Kecamatan Kartasura yang hampir setiap tahunnya diperingati pada bulan September mendapat sorotan khusus dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo.

Euforia dan kemeriahan perayaan HUT Kecamatan Kartasura yang dihelat lebih dari sepekan, mulai dari kirab budaya, diskusi, hingga jalan sehat, dinilai tidak sebanding dengan perhatian Pemkab Sukoharjo yang dinilai masih minim.

Padahal Kartasura memiliki peran penting sebagai cikal bakal peradaban Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Seperti Keraton yang pernah didirikan Amangkurat II ditahun 1680 M, di mana tempat ini sempat ditinggali para pemimpin Kerajaan Mataram Islam.

“Kontribusi Kartasura yang bertransformasi dari wilayah penuh sejarah, menjadi pusat ekonomi Kabupaten Sukoharjo, nampaknya tidak sebanding dengan perhatian yang diberikan pemerintah,” ujar Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali.

BACA JUGA:   Peserta Pemilu Boleh Kampanye di Kampus, Aliansi BEM SI Siap Wadahi 3 Capres Saling Adu Gagasan

Menurutnya, perjalanan panjang selama 343 tahun merupakan usia yang cukup bagi sebuah kecamatan seperti Kertasura untuk memerdekakan diri. Aktivis HMI mendorong agar Kertasura dimekarkan menjadi Kota Madya sendiri atau memisahkan diri dari Sukoharjo.

“Kalau dilihat dari lokasi, Kartasura memiliki wilayah yang strategis, bisa dibilang segitiga emas yang menghubungkan Semarang, Solo, dan Yogyakarta,” ungkap Ali.

Menurutnya, hal ini bukan tanpa alasan. Karena jika dilihat dari segi infrastruktur dan fasilitas, Kertasura cukup memadai dengan adanya tol Trans Jawa. Sementara dari aspek lain, Kartasura sarat akan nilai-nilai sejarah.

“Kartasura memiliki banyak tempat bersejarah, namun sangat minim perhatian dari pemerintah,” ungkapnya.

Mahasiswa jurusan pendidikan Geografi UMS itu juga menyayangkan sebuah peristiwa pengerusakan salah satu tembok bersejarah di Keraton Kartasura beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:   Kemenag Jateng Segera Terbitkan Sertifikat Haji untuk 35.270 Jemaah

“Misalnya, waktu itu pernah ada pengerusakan tembok bersejarah peninggalan Keraton Kartasura, yang jadi contoh tidak terpeliharanya situs budaya, ya karena minim atensi pemerintah, khususnya pemda Sukoharjo,” jelas Ali.

Tidak hanya itu, warga Kartasura juga tidak bisa sepenuhnya memaksimalkan potensi ekonomi, kendati terdapat terminal bus baru. Sebab, penempatan terminal yang ada di Kartasura jauh dari jalan utama dan pusat keramaian.

Ali juga menyoroti masalah infrastruktur soal kualitas jalan, penerangan, dan kacaunya laju lalu lintas yang masih belum sepenuhnya diatasi Pemkab Sukoharjo. Adapun perhatian yang diberikan pada wilayah yang berbatasan dengan Colomadu dan Kota Surakarta ini, hanya pada saat mendekati momentum pemilu saja.

“Diperhatikan, tapi saat momen-momentum Pemilu saja,” ungkap Ali.

BACA JUGA:   Ganjar 'Pamer' ke Megawati Kalau Jateng Punya 9 Kepala Daerah Perempuan, Terbanyak se-Indonesia

Menurutnya, Kecamatan Kertasura akan bisa lebih berkembang ketika menjadi kota Madya. Pasalnya di kecamatan tersebut sudah memiliki terminal, kampus, rumah sakit, pasar tradisional, dan akses transportasi.

“Kartasura bisa lebih berkembang jika jadi Kota Madya, sudah ada terminal, dua kampus besar, lima rumah sakit besar, enam pasar tradisional, tiga pusat perbelanjaan modern, dan jadi salah satu akses menuju bandara,” terangnya.

Dari sisi ekonomi, Kertasura turut menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) ketiga tertinggi setelah Grogol, dan Sukoharjo. Sehingga di momen HUT ke-343 ini HMI mendorong agar Kertasura bisa segera memerdekakan diri dari Kabupaten Sukoharjo.

“HUT 343 ini mudah-mudahan jadi momentum Kartasura segera merdekakan diri jadi Kota Madya,” pungkas Ali.

Share this Article
Leave a comment