INDORAYA – Sebagai antisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Pekalongan, dinas setempat akhirnya menutup operasional Pasar Hewan Kajen. Padahal sebelumnya pasar tersebut selalu ramai dan hanya buka setiap hari Rabu.
Berdasarkan pantauan di lapangan, tampak sejumlah pedagang maupun calon pembeli yang datang dan mengaku tak tahu tentang penutupan Pasar Hewan Kajen.
Pasar Hewan Kajen ini memang biasanya ramai didatangi penjual maupun pembeli ternak dari berbagai wilayah seperti Kabupaten Pemalang, Banjarnegara, Kota Pekalongan, Batang bahkan hingga Kabupaten Kendal dan Kudus.
Selain itu sejumlah petugas pasar hingga polisi juga berjaga di pintu masuk Pasar Hewan Kajen. Para petugas ini memberi penjelasan kepada warga yang datang ke pasar. Pintu masuk pasar tampak dipalang kayu dan diberi tulisan terkait penutupan sementara Pasar Hewan Kajen.
- Advertisement -
Salah seorang petugas Pasar Hewan Kajen, Eko Priyanto, menjelaskan penutupan pasar ini diputuskan pada Selasa (17/5) siang.
“Kita tindak lanjuti untuk sosialisasi ke para pedagang melalui HP, dengan harapan getok tular ke lainnya. Ada juga yang tidak tahu, mereka (pedagang) tetap ada yang datang satu dua, ya kebanyakan luar kota,” jelasnya.
Eko mengaku tidak tahu sampai kapan Pasar Hewan Kajen akan ditutup.
“Penutupan ini terkait penyebaran virus penyakit mulut dan kuku atau PMK. Sampai kapan, sampai hari ini belum ada penjelasan penutupan sampai kapan, nanti nunggu kabar selanjutnya,” kata Eko.
Salah seorang pedagang sapi asal Banjarnegara, Ruswandi (58) mengaku awalnya merasa heran saat mendekati Pasar Hewan Kajen tapi arus lalu lintas tak macet seperti biasanya.
“Saya tidak tahu pasar hewan ditutup. Dari Banjarnegara mau jual sapi. Wah ya rugi di ongkos,” katanya.
Kapolsek Kajen, AKP Isnovim, menambahkan tidak ada protes dari pedagang atau pembeli yang sudah terlanjur datang di Pasar Hewan Kajen.
“Tadi juga beberapa pedagang yang menanyakan dan kita jelaskan. Alhamdulillah, mereka terima dan akhirnya putar balik,” kata Isnovim.
Diwawancara terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKPP) kabupaten pekalongan, Arif Rahman menjelaskan, mengungkap terdapat 19 ekor sapi di Kabupateng Pekalongan yang terindikasi penyakit mulut dan kuku.
Terdiri dari 10 ekor sapi dari kandang pengepul ternak di Desa Dadirejo, Kecamatan Tirto dan 9 ekor dari kandang jagal di Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni.
“Baru suspek, kami masih tunggu hasil labnya. harusnya bisa sehari, tapi ini kan sampelnya banyak dari mana-mana, jadi antre. Mungkin seminggu baru keluar,” pungkasnya.(FZ)