Hilangkan Kesan Mistis, Ratusan Keris Dipamerkan di Kota Lama Semarang

Athok Mahfud
8 Views
3 Min Read
Suasana Pameran dan Bursa Tosan Aji di Gedung Monod DiepHuis Kota Lama Semarang, Senin (22/8/2022) (dok. Athok Mahfud)

INDORAYA – Ratusan keris atau tosan aji dipamerkan di Gedung Monod DiepHuis, Kota Lama Semarang. Pameran yang digagas oleh Pecinta Tosan Aji Semarang (Peta Semar) ini digelar selama tiga hari, mulai 22 hingga 24 Agustus 2022.

Ketua panitia Pameran Tosan Aji sekaligus Pengurus Peta Semar, Jatmiko mengatakan bahwa pameran tersebut bertujuan untuk melestarikan sekaligus mengenalkan senjata tradisional asal Jawa Tengah ini kepada generasi muda.

Selain itu, pameran tersebut juga sebagai sarana edukasi untuk menghilangkan kesan mistis yang terdapat di dalam keris maupun benda pusaka lainnya. Jatmiko menegaskan, keris bukanlah benda mistis seperti yang dipikirkan masyarakat selama ini.

“Tosan aji tidak seperti yang dibayangkan kaya gitu. Pameran ini juga mengedukasi bahwa tosan aji tidaklah benda mistik yang seringkali dihubungkan dengan klenik. Jadi kami juga ingin meluruskan pandangan seperti itu,” katanya saat diwawancarai, Senin (22/8/2022).

Dalam pameran tersebut, Peta Semar menggandeng sekitar 80 kolektor tosan aji dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Semarang, Solo, Jogjakrta, Malang, Blitar, Tulungagung, Surabaya, dan Jakarta.

Selain keris, terdapat benda pusaka lain yang dipamerkan. Seperti halnya pedang, tombak, badik, dan batu akik. Tidak hanya pameran saja, benda-benda pusaka itu juga dibursa atau dijual kepada pengunjung yang hadir.

Menurut Jatmiko, pelestarian benda pusaka seperti keris sangatlah penting. Terlebih pada 2005, UNESCO menetapkan keris sebagai benda Warisan Kecerdikan Budi Dunia Non-Bendawi Manusia yang memiliki keunggulan estetika.

Diharapkan dengan adanya Pameran dan Bursa Tosan Aji ini para generasi muda dapat lebih bangga dan mencintai budayanya sendiri di tengah-tengah gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia.

“Kami mengedukasi remaja zaman sekarang untuk mencintai budaya sendiri yang sudah mulai hilang ini. Apalagi keris sudah masuk penghargaan UNESCO, maka jangan sampai diakui orang lain,” katanya.

Munidi (48) kolektor tosan aji asal Semarang turut menghadiri undangan Peta Semar. Dalam pameran itu, ia membawa puluhan benda pusaka koleksinya yang terdiri dari keris, tombak, dan badik.

“Ini kan juga nanti ada bursa juga. Harganya ya kisaran Rp 160 ribu, Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, tergantung sih dari umurnya,” ujar Munidi.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Yudha (39) mengaku terkesan dengan pameran tosan aji tersebut. Menurutnya, tosan aji di pameran kali ini lebih banyak dan lebih komplit dari lainnya.

“Saya sering ke pameran kaya gini. Ke sini pengen lihat-lihat, tapi kalau nanti ada yang sreg dan cocok saya beli,” kata warga asal Semarang tersebut.

Share This Article