INDORAYA – Seorang aktivis perempuan Kota Semarang, Dyah Tunjung Pudyawati bersama warga RW 7, Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, menghias totebag dari limbah daun atau ecoprint.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Balai RT 01, RW 7, Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng,
Minggu (5/11/2023).
Berdasarkan pantauan di lapangan, ada 50 warga yang terdiri dari orang tua, remaja hingga anak-anak terlihat sangat antusias berkreasi ecoprint di totebag yang menggunakan teknik pounding atau memukul-mukul daun cetakan sampai mengeluarkan zat warna.
Adapun masing-masing orang mendapatkan satu totebag yang berukuran sekitar 30 x 40 sentimeter. Selain itu, satu buah pemukul kayu dan macam-macam daun/bunga di sekitar lokasi pelatihan tersebut.
Bahkan, keseruan muncul saat para warga RW 7 memukul-mukul pinggiran daun yang sudah didapatkan di sekitar lokasi pelatihan itu untuk memunculkan warna.
Seorang aktivis perempuan dan anak Kota Semarang, Dyah Tunjung Pudyawati mengaku seru bisa berkreasi bersama warga, terutama kalangan perempuan dan anak. Pasalnya, mereka sangat antusias sekali untuk melakukan aksi nyata dalam persoalan sampah di Kota Semarang.
“Selain itu, juga bisa menumbuhkan minat wirausaha dan kecintaan lingkungan. Sehingga, dengan hal ini ekonomi bisa meningkat,” ujar Mbak Tunjung sapaan akrabnya, Minggu siang.
Mbak Tunjung berharap, mereka yang mengikuti pelatihan ecoprint ini tidak hanya berhenti di sini saja. Melainkan, mereka juga bisa mengembangkan ecoprint dari hasil ilmu yang didapatkan pada hari ini.
“Harapannya, warga di sini bisa mengembangkan dan mau konsisten berwirausaha ecoprint ini. Jika mereka komitmen, saya akan membantu perlengkapan ecoprint. Dan saya juga akan memonotoring agar bisa menjadi pelaku UMKM naik kelas lewat ecoprint,” imbuh dia.
Sementara itu, Joko Mujiyono selalu Ketua RW 7 mengungkapkan bahwa warganya tadi sangat semangat mengikuti pelatihan ecoprint bersama Mbak Tunjung.
Pihaknya berkomitmen akan mengembangkan dari pelatihan ecoprint ini guna bisa membuka lowongan pekerjaan baru.
“Sangat antusias tadi ibu-ibu, bapak-bapak serta anak-anaknya berkreasi ecoprint di totebag. Kedepannya, mereka bisa mengembangkan lagi agar bisa meningkatkan perekonomian rumah tangga dan mendapatkan pasar yang luas,” ucap Joko.
Apalagi, kata dia, bahan-bahan untuk berwirausaha ecoprint ini sangat mudah dan tidak sampai merogoh kocek yang dalam.
“Bahan-bahan mudah didapatkan, seperti bunga atau daunnya. Selain itu, kayu dan totebag itu kisaran 15 ribu sudah bisa didapatkan,” pungkasnya.