Ad imageAd image

Heri Pudyatmoko: Untuk Naik Kelas, Permudah Akses Permodalan Pelaku UMKM

Panji Bumiputera
By Panji Bumiputera 10.6k Views
4 Min Read
Heri Pudyatmoko Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah

INDORAYA – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Tengah terus bergeliat. Momen kebangkitan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 diharapkan dapat dimanfaatkan pelaku usaha, khususnya di bidang UMKM untuk menggenjot produksinya.

Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko menegaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah harus membuktikan komitmennya terhadap UMKM, lewat penguatan akses permodalan dan kapasitas pelaku UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Perlu ada penguatan akses permodalan yang diberikan pemerintah daerah kepada pelaku usaha di bidang UMKM. Hal ini sebagai upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 dan merealisasikan program UMKM naik kelas,” kata politisi Partai Gerindra ini.

Keterbatasan modal merupakan masalah yang mendasar dan melekat pada UKM dalam mengembangkan usaha produktifnya. Kebutuhan akan akses pembiayaan dari perbankan sangat diharapkan oleh para pelaku UKM.

Kehadiran perbankan bertujuan untuk mempertemukan dengan pelaku UKM yang mempunyai usaha prospektif dan layak meningkatkan usahanya, agar dapat mengakses pembiayaan dari perbankan khususnya Kredit Program dengan bunga murah dan terjangkau.

BACA JUGA:   Usai Budiman Sudjatmiko, Giliran Papera Dukung Prabowo Subianto Jadi Presiden 2024

Perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi Jateng terhadap UMKM memang sangat dibutuhkan. Terutama pada kebijakan yang berorientasi untuk membantu mengatasi berbagai kendala yang dihadapi pelaku UMKM.

“Salah satunya kendala yang sulit diatasi oleh pelaku UMKM adalah kesulitan mendapatkan akses permodalan. Sehingga diharapkan mereka mudah mendapatkan akses ke perbankan maupun non perbankan. Inilah yang perlu diperhatikan oleh Pemprov Jateng,” jelas pria yang sering disapa Heri Londo itu.

Dengan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi pelaku UMKM, Heri berharap ekonomi Jateng berkembang secara lebih cepat, dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan secara signifikan. Selain itu mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, serta mendorong pertumbuhan wirausaha di Jateng.

Naik Kelas

Pada tahun 2022, Pemprov Jateng diketahui menyalurkan KUR hingga Rp 55,27 triliun. Dengan akses pembiayaan UMKM, optimisme masyarakat pun diharapkan semakin menguat.

Pada awal tahun 2023 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah telah menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Akses Pembiayaan Melalui Literasi Keuangan.

BACA JUGA:   Gerindra Usung Khofifah Jadi Cagub di Pilkada Jatim 2024

Tujuan dari Kegiatan Bimtek tersebut yaitu meningkatkan akses pembiayaan bagi UKM melalui Program Pembiayaan dari Lembaga Kuangan Perbankan maupun Non Perbankan yang digulirkan oleh masing-masing Lembaga Keuangan tersebut, dan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan bagi para pelaku UKM mengenai mekanisme dan produk-produk yang dihasilkan agar dapat diakses oleh Lembaga Keuangan.

Kepala Dinas Koperasi UKM Jawa Tengah, Ema Rachmawati mengatakan, dari tahun ke tahun pemerintah provinsi terus membina UMKM. Mulai dari pelatihan, edukasi perizinan, pemasaran, hingga akses permodalan.

Ema menjelaskan, pelatihan dan pembinaan terus dilakukan dengan menggandeng sejumlah marketplace besar. Untuk membantu permodalan, BUMD maupun pihak swasta pun dilibatkan. Salah satunya menginisiasi Kredit Lapak, kredit plafon rendah yang memang dikhususkan untuk ibu-ibu pedagang pasar tradisional dan ibu-ibu kreatif rumahan.

Data Dinkop UKM dari tahun 2013, kata Ema, tercatat ada 90.339 UMKM binaan Pemprov Jateng dan terus berkembang jumlahnya mencapai 177.256 UMKM binaan di tahun 2022. UMKM binaan Jateng didominasi produk makanan dan minuman.

BACA JUGA:   Pemotongan Sapi Kurban Prabowo Dipimpin Langsung Habib Syech

Ema mengatakan, penyerapan tenaga kerja melalui UMKM terbukti efektif. Berdasarkan data Dinkop UKM, saat ini serapan tenaga kerja dari UMKM sebanyak 1.320.953 orang. Sedangkan pada tahun 2013 hanya 480.508 orang.

Nilai aset, kata Ema pun meningkat. Tahun 2013 tercatat, total aset UMKM di Jawa Tengah hanya Rp 9,634 miliar. Sedangkan tahun 2022, tercatat total aset mencapai angka Rp 38,719 miliar.

Begitu pula dengan omzet. Tercatat pada tahun 2022 omzet UMKM mencapai Rp 68,387 triliun. Sedangkan tahun 2013 omzet UMKM Jateng hanya Rp 20,355 triliun.

Ema mengatakan, pihaknya terus mendorong UMKM Jateng naik kelas. Pekerjaan rumah yang masih diperbaiki adalah mentalitas dan perilaku dari pelaku UMKM. Ema berharap, pelaku usaha terus berbenah dan meningkatkan kualitasnya. (ADV-Indoraya)

Share this Article
Leave a comment