INDORAYA – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko mengatakan, untuk menangani angka putus sekolah (APS), harus dilakukan dengan pendekatan yang holistik.
Di mana, kata dia, kesadaran masyarakat terkait pendidikan mnejadi kunci utama untuk memutus APS, khususnya di Jawa Tengah.
“Sekolah bukan hanya tentang mencari pekerjaan yang lebih baik, tetapi juga membangun kualitas generasi penerus yang mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” ungkap Heri.
“Ini adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat,” imbuhnya.
Heri mengakui bahwa salah satu penyebab utama tingginya angka putus sekolah adalah keterbatasan ekonomi keluarga.
Namun, ia juga menekankan, kampanye masif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan juga perlu mendapat dorongan lebih.
“Bantuan sosial memang penting, tetapi itu hanya solusi jangka pendek. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita membangun kesadaran di masyarakat bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar yang harus diprioritaskan,” tegasnya.
Dalam hal ini, Heri mengusulkan agar pemerintah daerah menggandeng berbagai elemen. Mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan, untuk menyampaikan pesan-pesan positif tentang pentingnya pendidikan.
Ia juga mengusulkan penguatan peran keluarga dalam mendukung anak-anak untuk tetap bersekolah.
“Keluarga adalah fondasi utama. Orang tua harus memahami bahwa mendidik anak adalah investasi yang akan memberikan manfaat jangka panjang, baik untuk keluarga maupun masyarakat luas,” tambahnya.
Inovasi Dunia Pendidikan
Heri mengatakan, inovasi dalam sistem pendidikan juga penting untuk dikembangkan. Seperti program pendidikan berbasis keterampilan dan vokasi, yang dapat menarik minat siswa dan memberi mereka bekal nyata untuk masa depan.
Menurutnya, pendidikan vokasi bisa menjadi solusi efektif bagi anak-anak yang cenderung ingin langsung bekerja setelah lulus.
“Kita perlu memberikan alternatif pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Pendidikan vokasi adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa anak-anak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi tetap memiliki peluang untuk sukses,” jelasnya.
Selain itu, Heri mengingatkan pentingnya peran sekolah dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi semua anak, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang kurang mampu.
Ia menekankan bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi.
“Sekolah harus menjadi tempat di mana semua anak merasa diterima dan didukung untuk berkembang. Tidak boleh ada anak yang merasa terkucilkan karena keterbatasan ekonomi atau faktor lainnya,” ujarnya.
“Pendidikan adalah kunci perubahan. Jika kita ingin Jawa Tengah maju, kita harus memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang,” pungkasnya. [Adv-Indoraya]