INDORAYA – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko menyoroti penting generasi muda khususnya di Jawa Tengah dalam kesadarannya dalam bersosial budaya keindonesiaan.
Hal tersebut dijelaskan karena menurut Heri, berbagai isu yang ada belakangan seperti maraknya tawuran antar pelajar, kekerasan, penganiayaan, dan lainnya tidak mencerminkan sosial budaya keindonesiaan.
“Saya miris membaca berita akhir-akhir ini tentang generasi muda kita, meskipun hal itu tidak bisa dipukul rata ya,” ungkapnya.
Heri menilai, sosial budaya kita tidak seperti kasus-kasus yang marak terjadi di kalangan pemuda akhir-akhir ini. Ia mengatakan bahwa kita punya sosial budaya ketimuran dan asas gotong-royong, serta yang paling utama adalah mengutamakan kemanusiaan.
Ketika hal-hal tersebut tergerus, maka konsekuensi dari yang terjadi adalah masa depan bangsa yang besar ini sedang dipertaruhkan, bahkan bisa menjadi bangsa yang tidak mewarisi nilai yang diturunkan nenek moyang.
Pemuda dan Bonus Demografi
Bonus demografi yang menempatkan pemuda sebagai porsi terbesar penduduk Indonesia menjadi peluang bagi pemerintah untuk mendorong partispasi anak muda dalam agenda pertumbuhan dan kebangkitan perekonomian.
Oleh karena itu, menurut Heri, pemuda saat ini harus didorong untuk memiliki kesadaran sejarah dan sosial budaya yang ada di daerahnya secara lebih dalam. Kesadaran tersebut harus menjadi fondasi bagi pengembangan ekonomi kreatif yang dapat menghasilkan nilai ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjutnya, untuk menunjang nilai ekonomi kreatif yang berkelanjutan tersebut, kesadaran pemuda harus dikelola dan dimanajemen dengan membentuk kelompok-kelompok atau komunitas kreatif yang diinisiasi dan diisi oleh pemuda-pemuda kreatif terutama di bidang ekonomi.
“Komunitas ekonomi kreatif yang lahir nantinya harus mampu menjalankan strategi gerakan sosial baru yang cerdas dan kolaboratif dengan visi idealisme kebangsaan, sosial ekonomi yang progresif, demi sebuah agenda mewujudkan akses kesejahteraan sosial yang inklusif,” tegasnya. [Adv-Indoraya]