INDORAYA – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko menegaskan pentingnya pelestarian budaya daerah agar tidak hanya menjadi tradisi wajib saat perayaan besar, tetapi juga terimplementasi dalam nilai-nilai kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, upaya ini penting untuk menjaga identitas daerah di tengah arus kemajuan budaya global yang semakin kuat.
Heri menjelaskan, budaya daerah menjadi identitas bangsa yang beragam. Oleh karenanya, budaya daerah harus hidup dan tercermin dalam perilaku sehari-hari masyarakat.
Wakil Pimpinan DPRD Jateng yang juga menjabat Sekretaris DPD Gerindra Jateng itu menekankan, budaya daerah memiliki peran penting dalam membentuk karakter masyarakat yang berakar kuat pada nilai-nilai kearifan lokal.
Menurutnya, tradisi dan budaya yang diwariskan leluhur bukan sekadar simbol, tetapi juga memiliki filosofi dan makna mendalam yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan.
“Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa hormat terhadap sesama terkandung dalam tradisi dan budaya kita,” ungkapnya.
“Ini harus terus diwariskan dan dihidupkan agar menjadi bagian dari karakter masyarakat, bukan hanya ritual tahunan,” imbuhnya.
Untuk menjaga agar budaya daerah tetap lestari, Heri mendorong pemerintah daerah untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sekolah, lembaga adat, serta komunitas budaya.
Menurutnya, pendidikan budaya sejak dini harus menjadi prioritas agar generasi muda memiliki kebanggaan terhadap warisan leluhur.
“Budaya harus dikenalkan kepada anak-anak sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Sekolah bisa menjadi ruang yang efektif untuk mengenalkan budaya daerah, misalnya melalui muatan lokal, seni, dan praktik-praktik tradisional yang menyenangkan,” paparnya.
Selain itu, Heri menyarankan pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan budaya daerah agar lebih dikenal, terutama di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital.
“Dengan cara yang kreatif, budaya daerah bisa lebih mudah diterima oleh generasi muda. Misalnya melalui media sosial, film pendek, atau karya seni digital yang menarik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Heri menekankan perlunya revitalisasi ruang-ruang publik sebagai tempat interaksi budaya.
Ia mendorong pemerintah untuk membangun dan merawat pusat-pusat kebudayaan, seperti sanggar seni, museum, atau taman budaya yang dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk mempelajari dan merasakan langsung tradisi lokal.
“Kita butuh ruang-ruang publik yang dapat menjadi pusat aktivitas budaya,” kata Heri.
Heri berharap, budaya daerah di Jawa Tengah akan terus hidup dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Menurutnya, menjaga budaya berarti menjaga jati diri masyarakat agar tetap kuat dan berdaya di tengah arus globalisasi.
“Kemajuan teknologi adalah keniscayaan, tetapi budaya kita tidak boleh hilang. Identitas kita harus tetap terjaga dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, meskipun zaman semakin modern,” pungkasnya.