Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Heri Pudyatmoko Dorong Reformasi Kurikulum Daerah yang Ajarkan Kepemimpinan dan Empati Sosial
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
DaerahPendidikan

Heri Pudyatmoko Dorong Reformasi Kurikulum Daerah yang Ajarkan Kepemimpinan dan Empati Sosial

By Ainun Nafisah
Jumat, 10 Okt 2025
153 Views
Share
3 Min Read
Heri Pudyatmoko, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah
SHARE

INDORAYA — Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko mendorong agar pemerintah daerah dan satuan pendidikan melakukan reformasi kurikulum daerah yang tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga membangun karakter kepemimpinan, empati sosial, dan kesadaran kebangsaan di kalangan pelajar.

Menurut Heri, dunia pendidikan di era pasca-pandemi dan pasca-pemilu 2024 membutuhkan orientasi baru yang lebih humanis dan kontekstual.

Ia menilai, pendidikan di sekolah belum sepenuhnya menyentuh dimensi sosial yang membentuk generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan peka terhadap masyarakat sekitar.

“Kita sudah terlalu lama menilai keberhasilan pendidikan dari angka dan sertifikat. Padahal, di tengah perubahan sosial yang cepat, sekolah juga harus melahirkan generasi yang punya empati sosial, tanggung jawab, dan keberanian memimpin,” ujar Heri.

Ia menegaskan bahwa reformasi kurikulum daerah harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila, gotong royong, dan inklusivitas sosial, bukan hanya adaptif terhadap teknologi dan pasar kerja. Kurikulum daerah, menurutnya, perlu memberi ruang bagi kegiatan pembelajaran berbasis proyek sosial, kepemimpinan komunitas, serta kemandirian ekonomi lokal.

“Di Jawa Tengah banyak komunitas muda yang sudah bergerak di isu lingkungan, sosial, dan digital. Sekolah dan pemerintah daerah seharusnya memfasilitasi mereka melalui kurikulum yang relevan. Anak-anak harus belajar kepemimpinan bukan hanya dari buku, tapi dari aksi nyata di masyarakat,” tambah Heri.

Heri juga mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah untuk meninjau ulang pelaksanaan muatan lokal (mulok) agar lebih responsif terhadap isu sosial dan lingkungan setempat. Ia mencontohkan, daerah dengan tantangan banjir, kemiskinan, atau urbanisasi tinggi bisa mengembangkan program belajar yang mengasah empati, kolaborasi, dan kemampuan problem solving berbasis lokal.

“Misalnya siswa diajak merancang solusi pengelolaan sampah di desanya, atau membuat gerakan literasi digital untuk warga. Itu bagian dari pendidikan kepemimpinan sosial yang nyata,” ujarnya.

Selain itu, Heri menilai perlu adanya kolaborasi antara sekolah, perguruan tinggi, dan dunia usaha dalam menanamkan nilai kepemimpinan beretika. Dunia pendidikan tidak boleh terpisah dari realitas sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga lulusan tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh dan memiliki jiwa pengabdian.

“Anak muda kita tidak boleh kehilangan empati di tengah kemajuan teknologi. Pendidikan harus kembali pada akarnya: memanusiakan manusia,” tegasnya.

Dengan dorongan ini, Heri berharap reformasi kurikulum daerah dapat menjadi momentum untuk membentuk sistem pendidikan Jawa Tengah yang lebih berpihak pada karakter, kolaborasi sosial, dan kepemimpinan moral, sekaligus memperkuat daya saing generasi muda di masa depan.

TAGGED:Heri PudyatmokoKurikulum DaerahPendidikan Kepemimpinan
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Abadi Nan Jaya: Ketika Jamu, Ambisi, dan Mayat Hidup Menyatu di Tanah Jawa Sabtu, 15 Nov 2025
  • Membaca Indonesia melalui Novel Terbaru Ratih Kumala “Koloni” Sabtu, 15 Nov 2025
  • Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang Sabtu, 15 Nov 2025
  • Chiko Resmi Ditahan Polda Jateng, Penanganan Kasus Tetap Sesuai Prosedur Jumat, 14 Nov 2025
  • Lewat Program “Pegadaian Mengajar”, Tenaga Kesehatan Banyumas Dibekali Literasi Keuangan Jumat, 14 Nov 2025
  • Digelar 10 Hari, Pameran dan Kontes Tanaman Hias di Semarang Kembali Geliatkan Komunitas Jumat, 14 Nov 2025
  • Inovasi Profesor Undip Ini Jadi Rujukan Dunia, Mampu Olah Kekayaan Alam untuk Pangan Fungsional Jumat, 14 Nov 2025

Berita Lainnya

Daerah

Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang

Sabtu, 15 Nov 2025
Pendidikan

Inovasi Profesor Undip Ini Jadi Rujukan Dunia, Mampu Olah Kekayaan Alam untuk Pangan Fungsional

Jumat, 14 Nov 2025
Pendidikan

Karya Riset 3 Peneliti Undip Berhasil Raih Penghargaan dari Pemprov Jateng

Kamis, 13 Nov 2025
Daerah

45 Bangunan Pesantren di Pekalongan Tak Berizin, Pemkot Minta Izin Segera Diurus

Kamis, 13 Nov 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?