Hasil Tangkapan Ikan Jateng 410 Ribu Ton, Nilai Produksinya Rp6,19 Triliun

Athok Mahfud
11 Views
2 Min Read
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Kurniawan Priyo Anggoro. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat hasil tangkapan ikan nelayan sepanjang tahun 2024 mencapai 410 ribu ton dengan nilai tukar berkisar Rp7,6 triliun.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Provinsi Jateng Kurniawan Priyo Anggoro mengatakan bahwa jumlah produksi tahun 2024 ini meningkat dibanding 2023 yang sebesar 396 ribu ton.

“Kalau untuk produksi di tahun 2024 estimasi di data statistisk kami ada sebanyak 410.745 ton dengan nilai produksi Rp6,19 triliun,” katanya saat ditemui Indoraya.news di Kantor DKP Provinsi Jateng, Kota Semarang, Senin (13/1/2025).

Menurutnya, peningkatan hasil tangkapan ikan ini dipengaruhi program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pasca produksi.

Di mana dalam program tersebut setiap pelabuhan ditempatkan petugas pencatat untuk mencatat hasil produksi tangkapan ikan dan menyampaikannya secara berkala kepada pemerintah.

“Peningkatan ini salah satunya dikarenakan ada program pemeirntah pusat terkait PNBP pasca produksi, di mana dari KKP menempatkan petugas pencatat untuk (hasilnya) disampaikan secara realtime kepada kami pemerintah,” kata Kurniawan.

Dikatakannya, 410 ribu ton hasil produksi perikanan tangkap tersebut berasal dari 17 pelabuhan di Jawa Tengah. Terbanyak dari Pelabuhan Tegalsari Kota Tegal, Bajomulyo Kabupaten Pati, Tasikagung Rembang, dan Kidang Lor Batang.

Berdasarkan jenis yang ditangkap, paling mendominasi ialah cimi-cumi, ikan layang, dan ikan kembung. Hasil tangkapan itu digunakan untuk konsumsi masyarakat yang mengolahnya menjadi berbagai variasi makanan.

“Yang paling mendominasi ada ikan layang, ikan kembung, ada cumi cumi, bahan baku untuk surimi ikan-ikan kecil yang nanti di fillet untuk dijadikan surimi sebagai bakso ikan, sebagai aneka olahan makanan,” ungkap Kurniawan.

Selain itu, hasil produksi tersebut juga ada yang dikirim ke provinsi lain, terutama yang memiliki usaha makanan. Bahkan ada juga yang diekspor ke luar negeri seperti negara China dan Korea.

“Kalau cumi-cumi biasanya ekspor, tujuan di China, Korea. Kalau ikan layang dan kembung banyak untuk konsumsi lokal. Kemudian kalau surimi sebagai bahan baku aneka olahan ikan itu diproses di Jawa Tengah, ada yang dikirim ke Palembang,” tandas Kurniawan.

Share This Article