Harga Rajungan Turun, Nelayan Tambak Lorok Semarang Khawatir Penghasilan Terdampak

Athok Mahfud
22 Views
2 Min Read
Para nelayan Tambak Lorok Semarang tengah menurunkan hasil tangkapan berupa rajungan dan kerang, Rabu (22/06/22) (dok. Athok Mahfud)

INDORAYA – Puluhan nelayan di kampung Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang mengeluhkan harga rajungan di pasaran yang mulai menurun.

Menurunnya harga rajungan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para nelayan, mengingat rajungan merupakan salah satu prioritas tangkapan saat melaut.

Hal ini diucapkan oleh salah satu nelayan di Tambak Lorok, Mustakim. Menurutnya hal itu dapat berdampak pada penghasilan yang diperoleh dari keuntungannya saat melaut.

“Kebanyakan nelayan rajungan libur karena harga rajungan tidak cocok dengan harga operasionalnya saat melaut,” katanya, Rabu (22/06/22).

Ia menambahkan, turunnya harga rajungan sudah terjadi sejak satu bulan lalu. “Sudah hampir satu bulan dari yang harganya Rp. 100 ribu perkilo sekarang menjadi Rp. 20 ribu perkilo,” imbuh Mustakim.

Keluhan sama juga datang dari Munaim. Ia pun memutuskan tidak melaut selama satu minggu karena biaya melaut tidak dapat diimbangi dengan turunnya harga tersebut. “Itu karena harga rajungannya tidak mumpuni,” katanya.

Lelaki 48 tahun itu berharap untuk harga rajungan bisa kembali normal agar hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Penurunan harga rajungan tersebut berbeda halnya dengan harga ikan yang tidak naik maupun turun. “Harga ikan stabil,” kata Sudarso, nelayan ikan dari Tambak Lorok Semarang.

Sementara itu, gelombang tinggi yang terjadi di pesisir laut pada hari-hari terakhir ini justru membuat nelayan senang karena dapat menghasilkan banyak ikan.

“Kalau gelombang tinggi dan angin kencang ikannya banyak dan pasti penghasilannya banyak, biasanya begitu” pungkas warga Tambak Lorok berusia 60 tahun itu.

Share This Article