Ad imageAd image

Halalbihalal Pemuka Lintas Agama Jateng Perkuat Toleransi Jelang Tahun Politik

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 976 Views
4 Min Read
Halalbihalal pemuka lintas agama yang digelar FKUB Jateng di Vihara Tanah Putih Semarang, Kamis (4/5/2023). (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Potret toleransi dan kerukunan umat beragama tersaji dalam momen Halalbihalal Idulfitri 2023 di Vihara Tanah Putih Kota Semarang, Kamis (4/5/2023). Agenda ini diikuti oleh sekitar 20-an pemuka lintas agama dan penghayat kepercayaan di Jawa Tengah (Jateng).

Agenda yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng ini dihadiri kalangan ulama, pendeta, pastor, bhikkhu, dan perwakilan penghayat kepercayaan. Tampak gayeng, para tamu undangan duduk melingkar di meja bundar tanpa ada sekat ataupun pemisah.

Agenda Halalbihalal yang dimulai pukul 10.00 WIB itu dikemas dengan konsep informal dan santai. Sepanjang acara berlangsung, para tokoh agama dan penghayat kepercayaan terlihat bercengkerama satu sama lain sambil menikmati hidangan yang disajikan.

Bagi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Taslim Syahlan, Halalbihalal kali ini menggambarkan toleransi yang ada di Jateng. Pasalnya momen tersebut dihadiri oleh perwakilan dari seluruh umat beragama dan penghayat kepercayaan.

“Hari ini kita Halalbihalal dengan semua elemen agama. Ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu, penghayat kepercayaan, dan juga agama Bahai. Hari ini kita kumpul, ini menandai bahwa komitmen kebangsaan kita baik,” ujarnya saat ditemui Indoraya.news di sela-sela kegiatan.

Ketua FKUB Jateng Taslim Syahlan dalam acara Halalbihalal di Vihara Tanah Putih Semarang, Kamis (4/5/2023). (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

“Kita juga terus mengembangkan apa yang disebut dengan moderasi beragama. Dan itu tidak kita kemas dengan yang selalu formal. Hari ini kita kemas dengan rileks sehingga bisa terus berdiskusi sambil kulineran,” imbuh Taslim.

Menurutnya, kegiatan dialog atau pertemuan lintas agama semacam ini harus terus dijaga dan dipertahankan. Solidaritas dan sinergitas harus terus diperkuat, apalagi menjelang Pemilu 2024.

“Jelang tahun politik kami terus menguatkan solidaritas dengan kawan-kawan lintas agama. Agama dan kepercayaan harus menjadi inspirasi politik, tidak menjadi aspirasi politik,” ungkap Taslim.

Lebih lanjut, Taslim berpesan agar agama tidak dijadikan sebagai alat politik pada Pemilu 2024. Untuk menghindari politik identitas, pemuka agama disarankan tidak menjadi aspirasi politik atau terlibat langsung dalam politik praktis.

“Jangan menggunakan ajaran-ajaran agama untuk membranding satu politik tertentu. Ini yang kita sarankan untuk tidak digunakan. Mari kita berpolitik dengan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, dengan menggunakan agama dan kepercayaan sebagai inspirasi,” ucapnya.

Mengapresiasi kegiatan ini, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng Haerudin menilai, Halalbihalal FKUB Jateng menjadi ruang bagi tokoh agama dan penghayat kepercayaan untuk bisa berkumpul dan berdialog.

Pihaknya akan mendukung penuh setiap kegiatan yang melibatkan lintas agama di Jateng. Kegiatan ini diharapkannya dapat memperkokoh pondasi kebangsaan yang didasarkan pada toleransi dan kerukunan umat beragama.

“Ini semakin memperkuat bahwa Halalbihalal adalah milik semua umat manusia, bukan saja dari agama tertentu, tapi milik kita semuanya. Dan saya kira ini terus kita seberluaskan bahwa Halalbihalal adalah milik bangsa Indonesia,” ucapnya.

Sebagai tuan rumah, Kepala Vihara Tanah Putih Semarang Bhikkhu Cattamano mengaku bahwa agenda Halalbihalal ini dilakukan untuk merekatkan persaudaraan antar umat beragama. Ia berharap kerukunan di Jateng bisa selalu terjaga.

“Saya umat Budha ikut mendukung kegiatan-kegiatan FKUB yang kebetulan Halalbihalal di Vihara Tanah Putih. Jadi di sinilah keindahan yang ada di Jateng, di mana di Jateng masih ada kekompakan dan kebersamaan seperti saat ini,” ungkapnya.

Share this Article
Leave a comment