Gus Shobah Cerita Pengalaman Kuliah Mesir: Umat Islam Indonesia Berakarakter dan Berbudaya

Redaksi Indoraya
6 Views
2 Min Read
Dialog Kebangsaan memperingati Hari Santri Nasional "Jihad Santri Jayakan Negeri" yang digelar oleh PAC GP Ansor Kecamatan Pangurangan di Halaman Masjid Nurul Mubin, Desa Kroya, Kabupaten Cirebon, Senin (23/10/2023).

INDORAYA – Gus Shobah Mustofa Aqiel menceritakan pengalamannya selama menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Dia menemukan hal menarik tentang karakter orang Islam asal Indonesia di kampus tersebut.

Menurut Gus Shobah, orang Indonesia mempunyai karakter mutaaddibin. Artinya, punya tata krama dan berbudaya. Ketika bertemu syekh, mahasiswa Indonesia akan mencium tangan. Karakter ini bahkan membuat mahasiswa asal Indonesia semakin dikenal ulama Al Azhar.

Pria yang sedang menempuh pendidikan magister di Al Azhar Kairo melanjutkan, karakter semacam itu berbeda dengan orang Amerika, Afrika atau Eropa di kampusnya yang dinilai kurang tata krama. Ketika berpapasan dengan syekh atau guru, sikapnya seperti berjumpa kawan sejawatnya.

“Islam berwajah Indonesia itu Islam yang ada anggah ugguhnya, berkakhlak dan berbudaya,” terang putra ketiga KH.Musthofa Aqiel tersebut dalam Dialog Kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Kegiatan ini digelar oleh PAC GP Ansor Kecamatan Pangurangan di Halaman Masjid Nurul Mubin, Desa Kroya, Kabupaten Cirebon, Senin (23/10/2023).

Dia menegaskan, Islam Indonesia berkarakter mutaaddibin atau berbudaya. Hal tersebut tidak lepas dari peran ulama atau kiai. Cucu Mbah Moen itu meyakini bahwa para kiai memahami betul akan universal ajaran Islam. Di mana universal Isam sejalan dengan makna ayat litakunu syuhada.

Ia mengutip pendapat Kiai Said Aqiel Siroj. Makna syuhada dalam ayat litakunu syuhada alannasi itu artinya umat Islam harus punya peranan. Baik peranan dalam bidang agama (syuhudan dinniyan), peran ekonomi (syhuduan iqtishodiyan), peran membangun peradaban (syuhudan tsaqofian).

“Kader-kader NU diharapkan bisa berperan membangun peradaban sehingga menjadi umat wasathon, umat yang moderat,” ungkap Gus Shobah.

Share This Article