INDORAYA – Gunung Merapi di Jawa Tengah (Jateng) mengalami erupsi menjelang momen HUT Kemerdekan ke-79 RI, tepatnya di tengah malam tirakatan, Kamis (16/8/2024). Meski begitu, warga tetap menyambut momen penting ini dengan tradisi malam tirakatan.
Berdasarkan informasi dari akun resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi mengalami erupsi sekitar pukul 20.17 WIB. Tercatat, amplitudo maksimal 41 mm dengan durasi 140 detik dan jarak luncur 1300 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Sukiman dari Komunitas Lintas Merapi membenarkan bahwa Gunung Merapi mengalami erupsi sejauh 1.300 meter. Meski begitu, ia memastikan kondisi saat ini relatif aman. Bahkan warga di sekitar lereng merapi disebut tetap menggelar malam tirakatan.
“Ini baru 1.300 meter itu kecil, relatif masih aman, masyarakat juga masih santai. Karena arahnya ke barat daya. Kami di 4 kilometer dari Merapi, Deles juga mengadakan Tirakatan 17 Agustus, santai-santai saja,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (16/8/2024) malam.
Dia menuturkan, dari Dukuh Deles, Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, terlihat rona merah merapi memuntahkan lahar panas. Sehingga BPPTKG juga telah mengeluarkan peringatan waspada.
“Ditempat saya ini keliatan (erupsi merapi) ya merah merah aja. Kalau himbauannya ya sekedar pemberitahuan untuk kesiapsiagaan tapi tidak ada anjuran evakuasi atau meninggalkan,” kata Sukiman.
Menurutnya, sejauh ini warga di barat daya tidak ada yang mengungsi karena jarak luncurnya yang relatif pendek. Adapun warga biasanya akan meningkatkan kewaspadaan manakala jarak luncur mencapai radius tiga kilometer.
“Tetapi kalau erupsi belum ada 3 kilo itu belum ada perhatian khusus. Tapi kalau sudah tiga kilo dan itu terus menerus atau sehari bisa dua kali tiga kali itu baru ada perhatian khusus. Apalagi kalau 3 kilo, naik 3,5 kilo pasti sudah ada pengungsian,” tandas Sukiman.