“Dialog mengatasi masalah selama ini yang lama ini akan kita tutup akan kita jadikan ruang hijau,” kata Sultan, Selasa (10/5/2022).
Tapi, untuk penutupan TPST Piyungan tersebut, lanjut Sultan, masih menunggu proses di Bappenas dan Pembiayaan Infrastruktur.
Karena butuh waktu itu, Sultan berharap warga Banyakan dan Ngablak yang menuntut penutupan permanen TPST Piyungan untuk bisa lebih bersabar. Artinya, mereka mau memahami kondisi saat ini.
“Mereka bisa memahami (untuk bersabar menunggu penutupan permanen),” katanya.
Sultan mengatakan penutupan permanen TPST Piyungan ada masalah teknis.
Tapi Sultan memastikan akan menemui warga sekitar. Dirinya akan mencari waktu yang tepat bisa bertemu.
“Ya nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu. Yang penting, kita akan memperluas Piyungan. Karena yang ada ini sudah penuh. Punya problem teknisnya, penuhnya sampah di sana sama hasil studinya yang dilakukan oleh Bappenas,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Beny Suharsono mengatakan, ditargetkan tahun 2024, pengolahan sampah yang baru bisa beroperasi. Saat ini, pihaknya masih menunggu proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Saat ini masih proses untuk mencari investor,” kata Beny.
Di tempat baru yang berada di sisi selatan TPST Piyungan ini, kata dia, bentuknya pengelolaan sampah. Bukan pembuangan sampah seperti di TPST Piyungan saat ini.
“Proses pengadaan lahan tahun ini akan dilakukan. Nanti di sana, akan pengolahan sampah bukan pembuangan,” imbuhnya.
Aksi blokade ini disebut akan terus dilakukan hingga masyarakat bisa beraudiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.(FZ)