INDORAYA – Pola hidup sehat begitu ditekankan. Apalagi saat ini terjadi pergeseran pola hidup yang menyebabkan masyarakat rentan terkena penyakit.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto bersama Komunitas Gowes Ubur-Ubur pun giat menyosialisasikan hal itu. Kegiatan terbaru adalah gowes dari Kota Semarang menuju Pantai Klayar Pacitan Jawa Timur pada 18-19 Juni 2022.
Ratusan kilometer jarak tempuh dilalui peserta yang diantaranya dari PNS Pemprov Jateng dan DPRD Jateng tersebut. Medan tanjakan ekstrem dilalui.
Tak lupa, saat beristirahat, rombongan ini menyapa masyarakat dan menyampaikan bantuan.
Yudi Indras mengatakan salah satu penyebab penyakit adalah pola hidup yang tidak tepat. Minim olahraga dan mengonsumsi makanan-makanan siap saji juga begitu berpengaruh.
“Salah satu penyebab pergeseran pola penyakit itu disebabkan adanya perubahan pola perilaku masyarakat dan termasuk pola konsumsinya. Dan Gowes ini untuk sosialisasi budaya hidup sehat pada masyarakat,” kata Yudi Indras Wiendarto usai kegiatan.
Kegiatan gowes tersebut itu diberangkatkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah Sumarno.

Menurutnya, terjadi pergeseran pola penyakit yang ada di masyarakat. Jika sebelum tahun 2000 kecenderungan penyakit yang menyerang adalah penyakit menular karena infeksi maka tahun 2000 ke atas berubah menjadi penyakit degeneratif dan katastropik.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang merusak jaringan tubuh yang tak bisa diperbaiki. Sementara katastropik bisa diartikan penyakit berbiaya tinggi. Seperti penyakit stroke, ginjal, jantung, dan hipertensi.
Sementara penyakit sebelum tahun 2000 biasanya berupa karena infeksi, lingkungan kotor, kurang gizi. Sementara saat ini makan makanan kalori tinggi tapi kalori yang dikeluarkan tak seimbang. Maka kalori menumpuk menjadi lemak
“Kegiatan gowes ini, untuk menyosialisasikan pola hidup sehat pada masyarakat,” lanjut Politikus Partai gerindra tersebut.
Apalagi, Pemprov Jateng mesti membayar iuran ke BPJS senilai Rp 420 miliar dalam setahun. Itu merupakan biaya sharing 20 persen yang mesti dibayarkan Pemprov Jateng untuk pembiayaan masyarakatnya.

Dana itu digunakan untuk pengobatan atau bersifat kuratif bagi masyarakat Jateng yang sakit dan kemudian periksa atau berobat. Padahal, jika nominal itu digunakan untuk kegiatan yang bersifat promotif atau pencegahan, maka imbasnya cukup luar biasa.
Di sela-sela kegiatan, Yudi dan Rombongan pegowes juga menyampaikan bantuan. Salah satunya pada UMKM yang berjualan di Boyolali.
Di sisi lain, Sekda Jateng Sumarno juga mengungkapkan jika anggaran Rp 420 miliar itu digunakan untuk kegiatan pencegahan penyakit maka diyakini akan berdampak besar.
Ia juga mengkritik masyarakat yang terlalu terlalu fokus pada penyembuhan dan bukan menerapkan pola hidup sehat untuk diri dan keluarganya.
“Sepertinya kurang memperhatikan pencegahan penyakit atau jaga kesehatan. Sedikit-sedikit ke rumah sakit, mungkin karena gratis. Padahal mencegah penyakit itu lebih baik dari mengobati,” kata Sumarno. (ANS)