Saat ini, Tesla memiliki pabrik di Amerika Serikat, China dan Jerman. Beberapa di antaranya adalah pabrik berjuluk Gigafactory.
Tesla saat ini memiliki lima Gigafactory di seluruh dunia. Tiga di antaranya ada di Amerika Serikat, dua Gigafactory lainnya ada di China dan Jerman.
Nama Gigafactory dipercaya mewakili besarnya pabrik Tesla tersebut. Giga adalah satuan ukuran yang mewakili jumlah miliaran. Giga dalam bahasa Yunani juga diartikan dari raksasa. Nama Gigafactory berarti pabrik raksasa.
Gigafactory pertama Tesla dibangun di Nevada, Amerika Serikat. Di sana, Tesla memproduksi motor elektrik untuk menggerakkan mobil listrik, dan membuat baterai. Kemudian, Tesla kembali membangun Gigafactory 2 di New York yang memproduksi atap surya, panel surya, dan komponen elektrik untuk supercharger.
- Advertisement -
Gigafactory ketiga dibangun di Shanghai, China. Di sana, Tesla memproduksi Model 3 dan Model Y. Tahun ini, Tesla mulai mengoperasikan Gigafactory keempat di Jerman yang memproduksi Tesla Model Y dan baterai. Terakhir, Gigafactory kelima yang berdiri di Austin, Texas, memproduksi Tesla Model Y, baterai lithium-ion dan Tesla Cybertruck.
Untuk di Indonesia, menurut Bahlil, investasi pabrik Tesla akan dilakukan tahun ini. Kerjasamanya menyangkut dua bidang, yaitu baterai dan mobil listrik. Bahlil sendiri belum mengungkapkan nilai investasi yang akan ditanamkan Tesla di Indonesia.
Tak menutup kemungkinan pabrik di Indonesia juga akan menjadi Gigafactory jika memproduksi mobil listrik dan baterainya. Dikutip Inside EVs, semua Gigafactory Tesla di masa depan akan membuat baterai dan kendaraan listrik itu sendiri.(FZ)