INDORAYA – Gedung baru Fakultas Kedokteran (FK) Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang resmi dibangun pada Sabtu (11/3/2023). Pembangunan gedung ini baru saja diresmikan secara simbolis melalui acara bertajuk Ground Breaking yang digelar di Kampus BSB City Semarang.
Pembangunan gedung baru ini diresmikan oleh Ketua Badan Pengawas Yayasan Sandjojo Romo Wiryono Priyotamtama dan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Bisnis SCU Dr R Probo Yulianto Nugrahedi. Hadir pula Ketua Tim Pembangunan B. Danang Setianto S.H., LL.M., Ph.D bersama anggota timnya serta sejumlah civitas akademik lainnya.
Ketua Tim Pembangunan B. Danang Setianto mengatakan bahwa sebelum melakukan pembangunan, SCU melakukan studi banding ke sejumlah instansi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Studi banding dilakukan secara virtual dan fisik dengan tujuan untuk mengetahui standar Fakultas Kedokteran, baik nasional maupun internasional.
“Di dalam prosesnya kami melakukan banyak studi banding. Misalnya terkait standar pendidikan dokter di luar negeri. Kemudian mengadaptasi elemen standar pendidikan dokter di tingkat nasional bagi pendidikan SCU,” ucapnya kepada awak media dalam konferensi pers usai Ground Breaking di Kampus SCU BSB City, Sabtu (11/3/2023).
- Advertisement -
Tidak hanya itu, desain bangunan gedung baru Fakultas Kedokteran Soegijapranata Catholic University juga menerapkan pola eco-permukiman yang memperhatikan keramahan terhadap lingkungan sekitar. Pembangunan gedung baru ini tidak hanya mengedepankan aspek keindahan, melainkan juga harus selaras dengan gedung lama.
“Bahwa untuk pembangunan gedung FK ini bener-bener harus bisa memenuhi kebutuhan pendidikan dokter, dari tingkat pendidikan dokternya sampai kepada profesi. Tidak semua FK memiliki keunikan seperti yang kita desain. Di tingkat desain saja kita sudah melampaui kebutuhan atau inlai yang dibutuhkan standar,” ucap Danang.
Dilengkapi Museum Anatomi dan Mini Hospital

Gedung baru Fakultas Kedokteran Soegijapranata Catholic University dengan tinggi lima lantai ini nantinya akan ditunjang dengan sejumlah fasilitas, peralatan, dan kelengkapan lainnya. Misalnya di lantai dasar akan ada selasar terbuka yang bisa dijadikan ruang perjumpaan bagi mahasiswa SCU secara umum dan tamu dari instansi lain.
Sementara itu, gedung baru juga akan dilengkapi rooftop yang dekat dengan ruang seminar atau teater. Ruangan ini cukup luas dan bisa menampung 400 orang apabila dibuka semua karena dipisahkan oleh sekat. Ada juga ruang tutorial dengan 101 unit komputer yang terpasang yang bisa digunakan mahasiswa untuk melaksanakan ujian.
Namun di antara itu semua, yang tak kalah penting ialah keberadaan muesum anatomi dan mini hospital. Pasalnya tidak semua Fakultas Kedokteran memiliki dua komponen tersebut. Dari perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah (Jateng), SCU akan menjadi kampus pertama yang memiliki museum anatomi dan mini hospital.
“Yang punya sejauh ini di Jawa Tengah sepertinya belum ada. Saat studi banding di Bali mereka punya, fasilitas yang sama (museum anatomi) kita adakan di SCU Semarang. Nanti yang bisa berkunjng bukan vokasi kedokteran, tapi juga mahasiswa lain, mayarakat umum kami juga persilahkan,” ucap Tim Pembangunan, Jonsinar Silalahi.
Jonsinar menambahkan, untuk fasilitas mini hospital yang akan dibangun di FK SCU terbilang langka. Fasilitas ini hanya dimiliki oleh beberapa kampus ternama saja, salah satunya yaitu Universitas Gajah Mada (UGM). Keberadaan mini hospital ini sangatlah penting sebagai tempat simulasi para mahasiswa sebelum melakukan praktik di rumah sakit.
“Bener-bener memvisualisasikan ruangan yang sesunggunya. Sehingga mini hosptal nanti bisa dipakai buat pelatihan anak-anak didik kita sebelum latihan Co-ass di rumah sakit. Ini sangat membantu sebelum dia bertugas di UGD, bertugas di poliklinik, bertugas di ICU,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, mini hospital juga digadang menjadi aset penting yang mampu mencetak dokter-dokter profesional yang hendak merintis pembukaan rumah sakit baru mulai dari nol. Rencana ke depannya, ketika ada tim yang ingin mendirikan rumah sakit sendiri, SCU bisa memfasilitasinya dengan memberikan pelatihan dan pembekalan di mini hospital.
“Seandainya ingin mendirikan rumah sakit baru dari nol, kan biasanya ambil tenaga dari sana-sini yang sudah berpengalaman. Nah semoga mini hospital ini bisa melatih satu tim lengkap satu rumah sakit sehingga ketika ada yang ingin mendirikan rumah sakit baru, bisa dilatih di sini satu bulan dua bulan langsung bisa bergerak di rumah sakit itu,” ucap Jonsinar.
Visi Kepedulian Sosial

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran dr. Indra Adi Susianto mengatakan, dalam pembelajaran di bangku perkuliahan, mahasiswa FK SCU akan dibekali dengan keterampilan khusus. Yaitu terkait bagaimana mengidentifikasi model dan karakteristik pelayanan kesehatan.
“Keterampilan yang jelas berbeda dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk. Mahasiswa juga diajak untuk beradaptasi dan berkolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lain, menerapkan prinsip praktik berbasis bukti, serta menerapkan prinsip perawatan kesehatan primer,” ungkapnya.
Pihaknya menyadari bahwa kebutuhan tenaga kesehatan masih menjadi prioritas terlebih dalam misi peduli pada daerah 3T atau Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal. Oleh karena itu, pembangunan Fakultas Kedokteran di SCU merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan dari visi dibentuknya SCU, yaitu kepedulian sosial.
Visi kepedulian sosial ini juga ditandai dengan mahasiswa yang melakukan pengabdian di daerah 3T. Di awal tahun 2023, sebanyak 43 mahasiswa FK SCU mengikuti KKN Tematik di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Harapannya, mahasiswa mampu menjadi Beyond Medical Doctor dan mampu menerapkan motto Talenta Pro Patria et Humanitate.
“Dalam menunjang proses pembelajaran FK SCU akan membangun mini hospital dan laboratorium lainnya untuk menunjang proses belajar serta meningkatkan lulusan FK SCU yang tidak hanya sekadar menjadi dokter, tetapi mampu berdampak bagi masyarakat,” ungkap Indra Adi Susianto.