Ad imageAd image

Fokus Garap Sport Tourism, Disporapar Jateng Targetkan 60 Juta Kunjungan Wisatawan

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 676 Views
3 Min Read
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tengah fokus menggarap sport tourism. Disporapar menargetkan sebanyak 60 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2024.

Menurut Kepala Disporapar Jateng Agung Hariyadi, 50 persen program Disporapar dialokasikan untuk promosi. Pihaknya ingin membranding Jawa Tengah sebagai tujuan sport tourism.

Pasalnya Saat ini, kata Agung, wisatawan yang berkunjung ke Jateng tidak hanya ke daya tarik wisata (DTW), melainkan ke event-event atau festival.

“Karena wisatawan tidak mesti kunjungan ke daya tarik wisata tapi juga ke event. Sport tourism itu juga menjadi target kunjungan wisatawan. sehingga kita berani mentarget 60 juta,” katanya.

BACA JUGA:   44 Ribu ODGJ Jateng Jadi Pemilih Pemilu 2024, Tidak Semua Bisa Nyoblos

Dikatakannya, Jawa Tengah sebenarnya sudah memiliki sejumlah sport tourism. Misalnya Borobudur Marathon, Tour de Borobudur, Mesastila, Duathlon, juga Paralayang. Disporapar Jateng berencana menambah beberapa jenis sport tourism yang baru.

“Kita mau tambah lagi varian yang lain. ada yang e-sport, lalu ada olahraga esktrem seperti skateboard itu juga akan kita garap,” ungkap Agung.

Menurutnya, sport tourism ini berdampak positif kepada masyarakat. Terlebih sektor olahraga yang dinilai berkontribusi banyak. Tidak sekadar menghadirkan prestasi, tapi menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

“Olahraga ini bukan hanya sekadar prestasi, tapi juga menjadi kontribusi dari sisi ekonominya, kemasannya menjadi DTW sebagai suatu pertunjukan untuk jadi atraksi wisata,” bebernya.

BACA JUGA:   Pj Bupati Karanganyar Dilantik, Dapat Tugas Khusus dari Pj Gubernur Jateng

Menurut Agung, sekarang ini masyarakat tidak hanya ingin menyaksikan, tapi juga ingin berpartisipasi. Dari sport tourism yang mengangkat olahraga ini masyarakat bisa terlibat secara langsung.

Dia memberi contoh kegiatan Borobudur Marathon. Ketika salah satu atlet lari ikut bertanding, mereka akan mengajak istri, anak, juga keluarganya. Hal ini dinilai akan berdampak pada sisi ekonomi masyarakat sekitar.

“Kemarin semua hunian bahkan sampai ke homestay di Magelang full booking. Dari sini ada roda ekonomi, inilah yang menjadi target kenapa kita mengangkat sport tourisme karena dampak peningkatan ekonominya sangat luar biasa,” bebernya.

BACA JUGA:   Serah Terima Jabatan, Letkol Ctp Cahyono Resmi Jabat Katopdam IV/Diponegoro

Contoh lain, event Paralayang di Gunung Gajah, Kabupaten Semarang. Adanya sport tourism ini bisa menghadirkan desa wisata. Masyarakat menyulap rumah untuk dijadikan homestay serta makanan lokal di sana juga ikut terekspos.

“Kalau spot alam digunakan untuk olahraga, nanti pemberdayaan masyarakat pun maju. Karena wisatawan akan kumpul di situ, mereka butuh sarapan, penginapan dan lain-lain. akhirnya tumbuh ekonomi desa. Inilah konsep sport tourism, dengan olahraga bisa dijual jadi destinasi wisata berbasis olahraga,” pungkas Agung.

Share this Article
Leave a comment