INDORAYA – Perhelatan lari tahunan, Purwokerto Half Marathon 2025, yang digelar pada hari Minggu, 11 Mei 2025, mendapatkan sambutan meriah dari para peserta. Panitia mencatat bahwa jumlah pendaftar mencapai 4.500 orang.
Event ini diprediksi menghasilkan perputaran ekonomi hingga Rp8 miliar. Hal ini didasarkan pada peningkatan jumlah peserta dibandingkan dengan Purwokerto Half Marathon 2024 dengan 3.300 pelari dan perputaran ekonomi sekitar Rp6,4 miliar.
“Saya yakin tahun ini di atas Rp8 miliar. Bayangkan kalau ini rutin dilakukan, akan jadi perputaran uang besar (di Banyumas),” ujar Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dalam di Hotel Elsotel, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (10/5/2025) malam.
Adapun Purwokerto Half Marathon 2025 mempertandingkan empat kategori, yakni Half Marathon (21K), 10K, 5K, serta 3K yang diperuntukkan bagi pelari pemula dan anak-anak.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan bahwa Kabupaten Banyumas kini menjadi salah satu destinasi menarik bagi para pelari.
Ia menjelaskan bahwa Purwokerto Half Marathon yang telah sukses diselenggarakan dua kali selalu berhasil menarik perhatian pengunjung. Bahkan, pada tahun ini, sekitar 50 persen pesertanya berasal dari luar Jawa Tengah.
Menurut Sumarno, Purwokerto memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelari, mulai dari keramahan penduduknya, suasana sejuk dengan banyaknya pepohonan, hingga kondisi geografis dengan jalur lari yang bervariasi antara datar dan menanjak.
“Kalau masyarakatnya ramah, maka runners pasti akan datang lagi dan datang lagi. Ini pestanya pelari dan masyarakat Purwokerto,” katanya.
Sumarno juga menyampaikan bahwa olahraga lari semakin populer di masyarakat. Berbagai event serupa telah banyak diadakan di berbagai daerah, seperti Borobudur Marathon dan Siksorogo Lawu Utara 2024 di Tawangmangu.
“Kami juga ingin semua event tersebar di Jateng, tidak tersentral,” ungkap Sekda Jateng.
Sumarno mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah banyak didukung oleh sektor konsumsi.
“Maka, bagaimana caranya mendatangkan orang ke Jateng. (Supaya) menginap di Jateng, belanja di Jateng, makan di Jateng. Dengan begitu, UMKM juga bisa berkembang,” jelas Sumarno.
Lebih lanjut, Sumarno menekankan bahwa olahraga lari tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian, tetapi juga sebagai sarana promosi gaya hidup sehat. Menurut dia, tindakan pencegahan lebih baik daripada tindakan kuratif.


