ESDM Jawa Tengah Ajak Masyarakat Mulai Gunakan Energi Ramah Lingkungan

Panji Bumiputera
16 Views
3 Min Read
Kepala ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto (dok. Titoisnau)

INDORAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah fokus memanfaatkan tenaga panas matahari untuk menjadikan salah satu sumber energi, guna mewujudkan transisi energi ramah lingkungan yang baik.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto mengatakan, salah satu sumber energi yang sangat berpotensi di Provinsi Jateng yaitu panas matahari.

“Jawa Tengah sangat potensial, yang dapat akses melimpah dan tidak dapat habis  adalah matahari atau surya,” Kata Kepala ESDM Jateng, Sujarwanto kepada Indo Raya saat ditemui di kantornya, Senin (30/5/2022).

Panas matahari juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.

“Ini sudah lumayan bagus. Udah cukup besar dari surya. Gerakan kita tidak dipasang, tetapi dipasang  oleh dunia usaha dan masyarakat  sudah cukup banyak,” tuturnya.

Meskipun penggunaan panas matahari sangat efektif untuk transisi sumber daya energi ramah lingkungan, Ia menilai penggunaan matahari tersebut harus memakan investasi dan teknologi yang cukup tinggi.

“Kemudian panas bumi  atau geothermal. Geothermal kita cukup besar. Tetapi memang  harus ada investasi  tinggi, teknologi tinggi,” ucapnya.

Dia mengatakan, untuk saat ini pihaknya masih masih bertekad untuk mewujudkan transisi sumber daya ramah lingkungan. Menurutnya dengan transisi energi itu juga bisa menekan perubahan iklim yang saat ini sering terjadi.

“Ya transisi energi itu sudah menjadi tekad global dan Jawa Tengah yang bagian dari pemerintah nasional. Kita berkomitmen untuk menjaga  kebijakan transisi energi berjalan dengan baik.  Tujuannya adalah agar kemudian  perubahan iklim global  bisa direduksi  target bagaimana pemanasan tidak melonjak  drastis,” katanya

Dengan adanya transisi itu, Sujarwanto mengajak masyarakat untuk secara perlahan merubah penggunaan energi konvensional menuju energi yang ramah lingkungan.

“Jadi, kita konsisten  untuk mengajak yuk,  mulai beralih  dari energi konvensional fosil, apakah batu bara, minyak gas bumi, harus kita  geser,” ujarnya.

Meskipun untuk saat ini, Dia menyampaikan perpindahan sendiri, masih terjadi dengan penggunaan bahan bakar minyak dan batu bara, itu pun sudah diatur oleh Perda.

“Memang lebih banyak ke minyaknya dulu yang kita geser. Kedua, untuk menggeser  itu sudah punya target  yang disebut dengan Rencana Umum Pengelolaan Energi Daerah (RUPED) ini sudah di Perdakan  No 12  tahun 2018  itu memasang target  agar kita mampu mereduksi  penggunaan  minyak dan  batubara secara besar-besaran mengganti energi terbarukan,” ucapnya.

Share This Article