INDORAYA – Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrana) Jawa Tengah (Jateng) mencatat sebanyak empat perusahaan tutup permanen dan satu perusahaan bangkrut pada tahun 2024. Dampaknya, 417 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kelima perusahaan tersebar di beberapa wilayah, meliputi Kabupaten Boyolali, Wonogiri, Pemalang, dan Purworejo. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di bidang garment, produksi kertas, dan keuangan.
Kepala Disnakertrans Provinsi Jateng, Ahmad Aziz mengatakan, dari perusahaan yang tutup permanen ini, sebanyak 417 karyawan mengalami PHK.
Rinciannya PT Semar Mas Garment, PT Cermai Makmur, PT Maju Sakti Abadi Ngadirojo, Bank Purworejo (Perumda). Sedangkan satu perusahaan yang pailit PT Cahaya Timur Garmindo.
“Untuk PT Cahaya Timur Garmindo masih pailit. Saat ini masih dalam pengurusan kurator dan perusahaan masih beroperasional di bawah kendali kurator sampai dengan selesainya lelang (pekerja belum di PHK),” katanya.
Berdasarkan data Disnakertrans Jateng, PHK terbanyak dilakukan oleh PT Semar Mas Garment dengan 197 tenaga kerja. Lalu PT Maju Sakti Abadi Ngadirojo 105 pekerja.
Lalu Bank Purworejo (Perumda) 60 karyawan, serta PT Cermai Makmur 55 karyawan. Sementara, 650 tenaga kerja PT Cahaya Timur Garmindo terancam PHK lantaran kondisi perusahaan yang pailit.
Menurutnya, secara keseluruhan, hingga Juni 2024 ada 7.437 tenaga kerja di Jawa Tengah yang terkena PHK. Jumlah ini lebih besar dibanding tahun 2023 yang hanya mencapai 8.588 tenaga kerja.
“Total sepanjang tahun 2024 ada 7.437 karyawan yang di PHK. Sedangkan tahun 2023 8.588 karyawan,” tandas Aziz.