Ad imageAd image

El Nino Diprediksi Bakal Menggila di Tahun 2024

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 4 Views
3 Min Read
Ilustrasi kekeringan. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Ahli memprediksi El Nino berpeluang ‘menggila’ tahun ini. Mereka juga menyebut fenomena pemicu turunnya curah hujan ini kemungkinan besar berlangsung hingga Februari 2024.

Para ahli menyebut fenomena tahun ini dapat mendorong suhu lautan untuk melebihi suhu yang tercatat selama El Nino kuat terakhir pada awal 2016.

Laporan terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tentang El Nino mengatakan ada kemungkinan lebih dari 95 persen bahwa kejadian ini akan berlangsung hingga Februari 2024 disertai dengan dampak iklim yang luas.

“Lebih besar dari 95 persen itu peluang yang amat besar!” tulis NOAA dalam laman resminya,” El Nino diperkirakan akan terus berlanjut selama musim dingin di belahan Bumi utara.”

“Model iklim global kami memperkirakan kondisi lautan Pasifik yang lebih hangat dari rata-rata tidak hanya akan berlangsung selama musim dingin, tetapi juga akan terus meningkat,” lanjutnya.

Para ilmuwan secara resmi mengumumkan terjadinya El Nino pada awal Juni. El Nino adalah peristiwa peningkatan suhu lautan yang biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun di Pasifik tengah dan timur, yang menyebabkan kenaikan suhu udara di seluruh dunia.

Dampak iklim terkuatnya biasanya dirasakan selama musim dingin dan awal musim semi di Belahan Bumi Utara. Dampak fenomena ini membuat lebih banyak hujan dan badai di AS bagian selatan, Amerika Selatan bagian tenggara, Semenanjung Somalia, dan Asia bagian timur.

Di belahan dunia lain, seperti Afrika tenggara dan Indonesia, El Nino menyebabkan kondisi yang lebih kering dan dapat meningkatkan risiko kekeringan.

Untuk melacak perkembangan El Nino, para ilmuwan mengukur suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian timur-tengah. Suhu yang sangat tinggi tampaknya mengkonfirmasi prediksi awal peristiwa tahun ini bisa menjadi peristiwa besar.

Menurut NOAA, kondisi atmosfer juga sesuai dengan perkiraan El Nino akan berlangsung dalam periode yang cukup panjang.

“El Nino adalah fenomena yang berpasangan, yang berarti perubahan yang kita lihat pada suhu permukaan laut harus diimbangi dengan perubahan pola atmosfer di atas Pasifik tropis,” kata laporan tersebut, dikutip dari Space.

Intensitas hujan dan awan yang lebih banyak di atas Pasifik tengah serta tekanan lemah di timur dan berkurangnya aktivitas angin pasat di barat menunjukkan sistem ini sedang aktif dan bahwa kondisi ini akan berlangsung selama musim dingin.

Lebih lanjut, suhu permukaan laut di Pasifik tropis bagian timur-tengah sepanjang Juli melebihi angka rata-rata pada 1991 hingga 2020 sebesar 1 derajat Celsius.

Suhu dari Mei hingga Juli (rata-rata tiga bulan yang disebut Indeks Oceanic Niño) juga 0,8 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya dan menandai Indeks Oceanic Niño yang lebih hangat dari rata-rata kedua kalinya secara beruntun.

“Kita perlu melihat lima angka rata-rata kuartal berturut-turut di atas ambang batas ini sebelum periode-periode ini dianggap sebagai ‘episode El Nino’ bersejarah,” kata NOAA.

Namun, kata lembaga tersebut, ada “peluang besar” Indeks Niño akan menyamai atau melampaui ambang batas untuk standar El Nino yang kuat.

Share This Article
Leave a comment