INDORAYA – Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wahid Abdulrahman menilai, dukungan politik yang diberikan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI Prabowo Subianto menjadi kekuatan besar bagi Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen di Pilgub Jawa Tengah 2024.
Wahid menilai bahwa kedua figur tersebut memiliki cottail effect atau efek ekor jas yang menguntungkan posisi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jateng nomor urut 2 tersebut.
Mengacu hasil survei, Wahid mengakui dukungan Jokowi terhadap kandidat Pilgub Jateng 2024 bisa mempengaruhi sebagian pemilih dalam menentukan pilihannya.
“Atensi Pak Jokowi menjadi penting setidaknya untuk mengkonsolidasi dan mengefektifkan jaringan relawan. Melalui pertemuan Pak Jokowi dengan aktor-aktor sentral akan meningkatkan performa jaringan relawan yang berdampak pada elektabilitas Pak Luthfi-Gus Yasin,” kata dia.
Menurutnya, kecenderungan arah dukungan Jokowi dan Prabowo kepada Luthfi-Yasin merupakan sesuatu yang wajar. Pasalnya gubernur-wakil gubernur ialah kepanjangan pemerintah pusat yang diharapkan bisa mewujudkan agenda pembangunan daerah.
“Dalam UU Pemerintahan Daerah, Pemprov adalah kepanjangan tangan/wakil dari pemerintah pusat. Sehingga secara politik diperlukan figur yang lebih mampu menjamin kemudahan dan kecepatan kepemimpinan untuk terwujudnya agenda pembangunan nasional di Jawa Tengah,” ujar dia.
Wahid menilai, majunya Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng 2024 tidak lepas dorongan Jokowi dan Prabowo. Luthfi-Yasin ialah paslon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang masuk dalam kabinet Merah-Putih Prabowo-Gibran.
“Terlebih, secara personal, Pak Luthfi memiliki kedekatan kuat dengan Pak Jokowi yang sudah terbangun cukup lama, sejak menjabat Kapolresta Solo dan Pak Jokowi walikotanya,” kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Semarang tersebut.
Bahkan dia menilai sah-sah saja jika seandainya Jokowi mengkampanyekan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng. Siapapun punya hak demokrasi yang sama dalam Pilkada, termasuk Jokowi yang sekarang sudah purna tugas.
Doa berkata, Jawa Tengah merupakan pondasi tempat di mana kematangan politik Jokowi terbentuk. Dimulai dari walikota Solo hingga gubernur DKI dan dua periode presiden RI. Setelah purnapun kini kembali ke Solo Jawa Tengah.
“Sehingga wajar jika Pak Jokowi menginginkan figur Gubernur yang sejalan, termasuk komitmen dalam melanjutkan kesinambungan agenda pembangunan nasional di Jawa Tengah yang belum selesai,” ujar Wahid.