INDORAYA – BUMD Provinsi Jawa Tengah, PT Jateng Petro Energi (JPEN), meluncurkan produk tabung compressed natural gas (CNG) sebagai dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Peluncuran dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, di Dapur Mandiri Marwa, dapur MBG yang berlokasi di Griya Sakinah Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, pada Jumat (20/6/2025).
“Saya sebagai gubernur menyampikan terima kasih sekali atas di‑launched‑nya penggunaan CNG ini, karena ini lebih murah,” kata Luthfi, seusai launching CNG, dan meninjau Dapur Mandiri Marwa.
Luthfi menyampaikan bahwa potensi gas alam di Jawa Tengah sangat besar, seperti yang terdapat di Kabupaten Grobogan, Blora, dan daerah lainnya. PT JPEN merespons potensi tersebut dengan inovasi CNG sebagai pengganti gas elpiji.
Ia mendorong agar pemanfaatan CNG dapat berkembang luas di masyarakat, termasuk rumah tangga, industri kecil, dan dapur MBG. Selain lebih murah, CNG juga merupakan salah satu energi terbarukan dari gas alam.
“Selama ini tahunya masyarakat gas melon yang warnanya hijau. Kita nanti akan buat yang warnanya beda. Itu gas dari kita dan biayanya murah,” kata Luthfi.
Biasanya, menurutnya, biaya instalasi CNG untuk dapur MBG berkisar Rp 20 juta; namun dengan fasilitas dari JPEN, instalasi tersebut bisa dipasang secara gratis.
Terkait dapur MBG, dari total target sekitar 3.400 unit di Jawa Tengah, saat ini baru terdapat sekitar 202 dapur. Angka tersebut akan terus dipercepat melalui koordinasi Satuan Tugas MBG Jawa Tengah bersama TNI, Polri, sektor swasta, dan inisiatif mandiri.
Direktur JPEN, Dwi Budi Sulistiyana, mengungkapkan bahwa Dapur Mandiri Marwa menjadi fasilitas keempat yang sudah disuplai CNG oleh JPEN, setelah tiga dapur di Wonogiri: Manyaran, Baturetno, dan Purwantoro, dengan distribusi 4.800 m³ per bulan.
“Bulan Juli nanti akan menyuplai ke 18 dapur MBG, ditambah furnitur. Di luar MBG sudah menyuplai juga ke hotel, restoran, kafe/catering (horeka) sebesar 7.000 meter kubik tersebar di seluruh Jawa Tengah,” kata dia.
Pada Juli 2025, JPEN juga akan menambah pasokan sebanyak 22.000 m³ lagi, setara dengan 22 ton yang dapat menggantikan elpiji.
Dwi menjelaskan perbedaan mendasar antara CNG dan gas elpiji: elpiji bahan bakunya masih 85% impor, sedangkan CNG 100% bersumber dari reservoir Jawa Tengah, sehingga mendukung kemandirian energi.
“Kami akan berupaya untuk berkontribusi riil kepada masyarakat, serta memberi dampak kepada alam semesta dengan energi bersih terbarukan,” jelasnya.
Pengelola Dapur Mandiri Marwa, Gema Pancawati, menyebut bahwa dapur ini baru akan beroperasi pada awal tahun ajaran baru sekitar Agustus 2025. Dapur tersebut akan melayani sekitar 3.517 anak dari lima sekolah, jumlah tersebut bervariasi sesuai penerimaan murid baru.
“Jadi untuk CNG ini menguntungkan untuk MBG ini. Di samping harganya lebih murah, juga kita pasangnya gratis. Kalau pasang sendiri sekitar Rp20‑25 juta. Kita juga dipinjami 60 tabung besar oleh JPEN, dan pengisian ulang nanti ke stasiun CNG, itu jauh lebih murah,” ujarnya.
Dapur Mandiri Marwa merupakan salah satu fasilitas di bawah Badan Komunikasi Nasional Desa se‑Indonesia (BKNDI). Penggunaan CNG di dapur ini telah disosialisasikan ke 15 dapur MBG lain yang berada dalam naungan BKNDI.
