INDORAYA – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Diseperkim) Kota Semarang mencatat bahwa masih ada sebanyak 6.111 rumah tak layak huni (RTLH) di ibu kota provinsi Jawa Tengah.
“Di kota Semarang sampai saat ini, kita masih menyisakan 6.111 RTLH dari total keseluruhan berdasarkan hasil studi tahun 2015 hingga 2022,” kata Kepala Disperkim Kota Semarang Ali saat diwawancarai lewat telepon baru-baru ini.
Berdasarkan hasil studi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (DPJMD), Disperkim Kota Semarang menargetkan sebanyak 14.254 unit RTLH yang diperbaiki tahun 2015 hingga 2022
Namun sampai saat ini, RTLH yang sudah dibangun dan direnovasi baru 8.134 unit. Ali mengatakan, wabah covid-19 yang menjangkit selama dua tahun membuat target tersebut tidak dapat terealisasi.
Selain itu, anggaran untuk dana bantuan RTLH yang didapatkan dari APBD, bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi serta Komandan Kodim (Dandim) 0733 Kota Semarang juga sudah dialokasikan untuk penanganan pandemi.
Meskipun masih banyak RTLH, Ali mengklaim bahwa pembangunan kali ini sudah melebihi target. Hingga saat ini, program bantuan bedah rumah atau RTLH sudah berjalan lebih dari 50 persen.
“Pada pembuatan RPJMD targetnya terlalu sedikit, jadi tahun 2015 studi lagi sehingga menjadi 14.254 unit. Sampai di tahun 2022 masih menyisakan 6.111, sehingga ini menurut RPJMD sudah melampaui target, tiap tahunnya lebih dari unit yang ditargetkan,” lanjut Ali.
Lebih lanjut, pihaknya akan segera mengupayakan program perbaikan RTLH secara bertahap. Untuk mencapai target, kolaborasi akan dilakukan Pemerintah Kota Semarang dengan berbagai pihak, seperti Kwarcab Semarang, Baznas Semarang, dan Dandim 0733 Semarang.
Sementara itu, dana bantuan RTLH bagi warga kurang mampu di Kota Semarang sendiri bakal naik menjadi Rp 25 juta per unit di tahun 2023 mendatang. Di mana di tahun ini hanya Rp 20 juta juta per unitnya.
Kenaikan dana bantuan perbaikan RTLH ini menjadi hal positif yang diharapkan dapat membantu mempercepat pembangunan kota Semarang, khususnya dalam hal penanggulangan masalah kemiskinan.
“Jadi kalau dengan bergerak bersama pembangunan akan lebih cepat. Dengan gotong royong Pemkot optimis berbagai tantangan bisa dilalui,” pungkas Ali.