DPRD Jateng Bersama Puluhan Wartawan Diskusi Tantangan Media di Era Disrupsi

Athok Mahfud
22 Views
4 Min Read
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Media di Era Disrupsi" ini digelar di Hotel Front One HK Resort, Kota Semarang, Rabu (22/1/2025). (Foto: Dok. Humas DPRD)

INDORAYA – DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bersama puluhan wartawan yang bertugas di lingkungan Pemprov dan DPRD Jateng mendiskusikan persoalan tantangan media di era disrupsi.

Diskusi bertajuk Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Media di Era Disrupsi” ini digelar di Hotel Front One HK Resort, Kota Semarang, Rabu (22/1/2025). Ketua DPRD Jateng Sumanto hadir langsung menjadi pembicara utama.

Dia mengakui perubahan yang terjadi dalam dunia media di tengah perkembangan teknologi digital sangatlah cepat. Dia meminta awak media dapat menyikapi perubahan tersebut dengan bijaksana.

Yakni, kata Sumanto, tetap mengikuti teknologi dengan menyajikan menu-menu berita yang informatif sehingga media massa tetap bermanfaat bagi masyarakat dan berperan dalam pembangunan daerah.

“Memang, perkembangan media itu sangat cepat tapi teman-teman media tetap harus memberikan informasi yang benar agar tetap memiliki peran penting di tengah masyarakat,” katanya.

Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Media di Era Disrupsi” ini digelar di Hotel Front One HK Resort, Kota Semarang, Rabu (22/1/2025). (Foto: Dok. Humas DPRD)

Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jateng Imam Teguh Purnomo menambahkan, selama melakukan kegiatan kedewanan, anggota DPRD Jateng masih membutuhkan media massa untuk mempublikasikan agendanya.

Harapannya, dari publikasi ini para legislator dapat menunjukkan aspirasi masyarakat yang selama ini dibutuhkan dan bersama-sama menunjukkan aspek pengawasan terhadap kinerja pemerintah dalam pembangunan daerah.

“Dari situ, kami sangat membutuhkan pewarta/ jurnalis untuk mendapatkan informasi aktual yang terjadi di masyarakat sekaligus melakukan pengawasan bersama terhadap kinerja pemerintahan untuk mewujudkan good governance,” kata Imam.

Pengawasan ini tidak hanya ditujukan kepada pemerintah daerah, tapi media massa juga berperan memberikan masukan dan kritik atas kinerja kedewanan. Sehingga DPRD bersama media bisa berjalan seiring untuk menciptakan iklim kondusif di masyarakat.

“Dengan sinergi itu, dapat memacu Dewan untuk bekerja lebih profesional, lebih transparan/ akuntabel, dan semakin mampu memperkuat sistem demokrasi,” ungkap Imam.

Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widyatmoko dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Media di Era Disrupsi” ini digelar di Hotel Front One HK Resort, Kota Semarang, Rabu (22/1/2025). (Foto: Dok. Humas DPRD)

Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Agus Toto Widyatmoko mengakui ada pergeseran bisnis dari media konvensional ke media digital atau online. Dari pergeseran itu, tidak sedikit pula bisnis media cetak seperti koran dan majalah yang gulung tikar.

“Banyak faktor yang menyebabkan pergeseran bisnis, salah satunya biaya produksi di media cetak yang cukup besar,” kata Toto.

Sementara, Kepala Perum LKBN Antara Biro Jateng Teguh Imam Wibowo mengatakan perkembangan bisnis media saat ini juga dipengaruhi sejumlah platform online yang memudahkan akses bagi masyarakat.

Di antaranya adalah platform belanja, jasa perjalanan, media sosial, musik, dan sebagainya. Pihaknya mendorong jurnalis dan pengelola media untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Strategi atau upaya bisnis media online saat ini agar dapat dibaca sama orang adalah mengikuti trend atau platform yang lebih disukai sekarang. Selain itu, media dapat menampilkan review atau ulasan yang berkaitan dengan hal tersebut,” kata dia.

Ketua Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) Damar Sinuko juga mengakui pebisnis media saat ini perlu memutar otak agar lebih kreatif melihat peluang yang ada.

Pasalnya di era dengan perubahan yang cepat ini, masyarakat sekarang membutuhkan solusi yang cepat pula sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pebisnis media saat ini.

Pemimpin Redaksi Zonasi.id Beno Siang Pamungkas menjelaskan sebenarnya era disrupsi itu selalu terjadi dari masa ke masa. Sehingga, masyarakat perlu bersiap diri untuk cepat beradaptasi dengan era disrupsi tersebut.

“Di bisnis media, media arus utama (mainstream) tetap siap menyajikan berita yang relevan bagi masyarakat,” harap Beno.

Share This Article