INDORAYA – Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan kenaikan beberapa komoditas seperti cabai dan bawang disebabkan faktor cuaca saat ini.
Hal itu disampaikan kepala dinas perindustrian dan Perdagangan( disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo. Dia mengatakan kenaikan bahan tersebut sudah biasa terjadi, seperti yang terjadi pada harga cabai.
Menurutnya, harga cabai juga bisa cepat kembali seperti semua. kenaikan tersebut, dipengaruhi juga oleh produktivitas cabai yang sedang menurun, dan musim yang tidak sesuai.
Meskipun mengalami kenaikan yang cukup tinggi, Arif memastikan untuk stok sendiri masih dinilai cukup banyak di pasaran.
“Kalau cabai memang sudah biasa, itu kan rollercoaster. Biasanya akan pulih lagi. Karena ini kan di indo produktivitas nya sedang turun ya cabai, kemudian musim yang tidak pas ini. Sehingga memang ada penurunan produktivitas tapi stok masih cukup. Kalau dilihat di pasar malah banyak cabenya,” kata Arif kepada IndoRaya, Kamis (16/6/2022).
Dia menegaskan, kenaikan cabai ini masih dipengaruhi oleh musim. tetapi dia yakin, kenaikan tersebut tidak akan lama dan kembali seperti semula, karena yang meningkat yaitu cabai rawit yang sebenarnya bisa mudah ditanam di rumah.
“Kenaikan cabai dikarenakan masih dalam musim, ya masih musim tapi insyaallah ini sudah mulai membaik, biasanya pergerakan nya cepat nanti. Ini yang sangat mahal kan cabai rawit merah, itu sebenarnya cabai rawit merah itu cabai yang mudah sekali untuk di tanam,”jelasnya.
Untuk bahan yang lain, seperti berambang bawang sendiri Kepala Disperindag Jateng menyampaikan sudah mengalami penurunan harga. Seperti bawang putih sudah turun, yang sincau sudah sampai Rp.18 ribu/kg untuk jenis kating sudah Rp.26 ribu/Kg. Tetapi untuk bawang merah sendiri, memang masih dalam masa tanam sehingga memang agak sulit dipasaran.
“Sudah sesuai harga, bawang merah saat ini masih musim tanam jadi memang agak langka di pasar, di kulaan.Tapi sebentar lagi sudah mungkin masuk panen,”ujarnya.
Dengan kenaikan harga cabai dan berambang bawang, dia mengatakan pihaknya tidak akan melakukan operasi pasar seperti minyak goreng. Ia menilai bahan tersebut, mudah sekali mengalami kebusukan, dan tidak bisa disimpan dengan waktu yang lama.
“Tidak ada operasi pasar karena barang ini mudah busuk jadi mau operasi agak susah, karena ga bisa disimpan lama. Dan juga cabai itu kan sifatnya tidak pokok banget ya. Itu sifatnya komplementer. Karena dari dulu ga pernah ada operasi cabai, yang ada hanya beras, minyak goreng, gula yang memang pokok betul untuk masyarakat,”Ucapnya.
Melihat adanya kenaikan, dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak merasa panik dan bisa melakukan penanam cabai di rumah masing-masing.
“Tidak perlu panik karena memang sudah menjadi pergerakan harganya rollercoaster, ya inikan sifatnya musiman. Kemudian saya himbau ya kalo bisa tanam sendiri yang khususnya rawit merah itu monggo segera dilakukan. Rawit merah kan memang untuk memberikan taste yang agar biar agak pedes banget itukan sebenarnya. Jadi ga butuh banyak untuk keluarga sebenarnya,”pesannya.
Sementara Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Nurkholis menyebut dirinya masih menunggu langkah kebijakan dari pemerintah daerah dan pusat.
Hal itu kata dia berkaitan dengan impor bahan bawang dan brambang serta cabe yang saat ini harga masih melonjak naik di pasaran.
“Kalau ke pusat berkaitan dengan import katakanlah ada langkah langkah untuk pusat perlu importnya di tingkatkan,” terangnya
Nurkholis menyebut harga cabe serta bawang putih dan merah masih belum stabil. Harga tersebut terpantau sejak dua Minggu kemarin.
Namun untuk harga selain dari jumlah tersebut terpantau sudah normal.
Untuk harga cabe saja kata dia saat ini paling tinggi pada kisaran harga Rp 80 ribu.
Kemudian untuk bawang merah saat ini berada pada kisaran harga Rp 60 ribu, begitupun untuk harga bawang putih pada kisaran harga Rp 35 ribu.
“bawang putih ,merah, cabe terutama mengalami kenaikan signifikan, dan yang lainya stabil di angka yang normal,” ujarnya
Lebih lanjut untuk harga telur dan daging saat ini masih stabil.
“Untuk telur dan daging sekarang sudah stabil dibandingkan kemarin,” tambahnya
Sebagai langkah antisipasi, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan peninjauan ke lapangan untuk mengetahui terkait naiknya cabe dan bawang.
Namun ia merasa persoalan di lapangan terkait dengan distribusi masih lancar, begitupun persoalan transportasi juga masih aman.
“Termasuk untuk distribusi masih lancar lancar saja, mungkin berkaitan dengan produksi,” ujarnya
Selain itu ia menambahkan dampak dari naiknya harga lantaran sejumlah petani mengalami penurunan produksi karena masalah cuaca yang begitu extreme.
Lebih lanjut untuk stok sejumlah komoditas di kota Semarang pun kini masih aman. Stok di kota Semarang, stok di lapangan masih tersedia cukup, jadi tidak ada kata batang naik, terus dilapangan langka itu tidak ada,
“Jadi kami yang dilapangan tersedia, tapi barangnya cuman mengalami kenaikan. Jadi kenaikan terjadi di petani, dan ini perlu ditelusuri juga yang membidangi di pertanian. Termasuk juga di wilayah produksi misalnya, bawang brambang ada di daerah Tegal, Pekalongan dsb, untuk cabe berada di daerah hinterland juga sama ada di Malang Jatim, ” pungkasnya.