INDORAYA – Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi merespons dengan positif ucapan selamat yang diterima oleh calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dari para pemimpin dunia. Baginya, ucapan tersebut memiliki makna yang signifikan dan strategis dalam konteks politik domestik.
Menurut Burhanuddin, ucapan selamat kepada Prabowo dari para pemimpin dunia tersebut memiliki dampak penting dalam politik dalam negeri dengan memberikan legitimasi tidak resmi, meskipun KPU belum mengumumkan hasil secara resmi.
Meski hasil perhitungan cepat dari berbagai lembaga survei menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan persentase yang jauh dari dua lawannya.
Menurut survei Litbang Kompas, Prabowo-Gibran mendapatkan 58,45%, sedangkan menurut Indikator Politik, pasangan nomor urut 02 ini mendapatkan 58,08%.
“Ucapan tersebut memberikan makna simbolik bahwa meskipun hasil quick count tersebut belum resmi, namun kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dengan hasil real count KPU,” ujar Burhanuddin pada Kamis (14/3/2024).
Burhanuddin juga menambahkan bahwa ucapan selamat ini memiliki arti penting dalam konteks internasional, yaitu memberitahukan bahwa proses transisi kepemimpinan nasional berlangsung tanpa gejolak, meskipun proses pelantikan masih menunggu hingga Oktober 2024.
Ini menandakan bahwa para pemimpin dunia telah bersiap menghadapi proses transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo.
“Sepertinya sudah ada persiapan di kalangan pemimpin dunia bahwa Prabowo akan melanjutkan setelah Presiden Jokowi,” kata Burhanuddin.
Beberapa pemimpin negara seperti Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Presiden Srilanka Ranil Wickremesinghe telah memberikan ucapan selamat kepada Prabowo.
Ucapan selamat juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta Raja Yordania Abdullah II.