INDORAYA – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II bakal digelar pada tanggal 23 hingga 26 November 2022. Agenda tersebut dipusatkan di Jawa Tengah, tepatnya di Kota Semarang dan Kabupaten Jepara.
Ada dua agenda utama dalam KUPI II. Pertama, International Conference pada 23 November di UIN Walisono Semarang. Kedua, Kongres yang akan digelar di PP Hasyim Asy’sri Jepara pada 24 hingga 26 November 2022.
Khusus pada international conference, nantinya akan melibatkan sebanyak 1.500 peserta dari 27 negara dari berbagai belahan dunia. Peserta dari kalangan pakar agama, akademisi berbagai disiplin keilmuan, serta aktivis perempuan.
Sekretaris Panitia KUPI II Faqihuddin Abdul Qodir mengatakan, agenda ini mengangkat tema “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan.” Tema ini dipilih untuk menegaskan bahwa peran perempuan harus dilibatkan dalam pembangunan bangsa dan peradaban di dunia.
“Mereka harus terus dilibatkan ketika kita menginginkan peradaban yang berkeadilan. Pesan kami kepada seluruh peserta, baik lokal dan nasional, bahwa keterlibatan perempuan adalah panggilan dari iman dan keniscayaan sejarah,” ujarnya dalam konferensi pers Pra-KUPI II di Auditorium Kampus 3 UIN Walisongo, Senin (21/11/2022).
Faqih melanjutkan, KUPI II nantinya tidak hanya diikuti oleh para pakar atau ahli di bidang keagamaan saja. Melainkan seluruh komponen masyarakat dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu pengetahuan.
Dikatakannya, ulama jika ditinjau dari bahasa Arab, tidaklah terbatas pada satu bidang saja. Melainkan konteksnya ialah kumpulan orang dari berbagai disiplin pengetahuan yang bersatu dalam mewujudkan tujuan bersama.
“Definisi ulama bagi kami adalah gerakan kebersamaan, tidak hanya satu atau dua individu saja. Tapi mereka berkolaborasi bersama berdasarkan keimanan dan pengetahuan,” lanjut Faqih.
Dorong Peran dan Keterlibatan Perempuan
Direktur Aman Indonesia Ruby Kholifah yang juga menjadi salah satu penyelenggara KUPI II mengatakan, agenda ini merupakan ajang konsolidasi bagi para perempuan untuk meneguhkan eksistensi dan perannya di masyarakat.
Sehingga nantinya diharapkan akan muncul kesadaran bagi para perempuan untuk melakukan gerakan di tengah persoalan ketimpangan dan ketidakadilan gender yang terjadi saat ini.
“Ruang seperti ini kita ingin bahwa gerakan keulamaan bisa tumbuh di sejumlah negara dan memberikan kontribusi positif bagi perempuan, tidak hanya muslim tapi juga lintas etnis,” beber anggota OC KUPI II itu.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Mukhsin Jamil mengatakan bahwa pihaknya mendukung kesuksesan adanya gelaran KUPI II tersebut.
Menurutnya, kampus atau perguruan tinggi memiliki keterlibatan penting untuk bisa memberikan kerangka ilmiah dan akademik demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
“Perguruan tinggi berkepentingan memberikan kerangka ilmiah dari gerakan ini sehingga bisa didengar oleh dunia sebagai pengetahuan yang perlu dibagi dan dijadikan landasan bersama membangun peradaban,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sebelumnya KUPI I diselenggarakan pada tahun 2017 di Pesantren Kebon Jambu, Cirebon. KUPI yang awalnya sebuah kongres kemudian bertransformasi menjadi gerakan yang mengakar di tengah masyarakat.