Ad imageAd image

Dialog Kebudayaan, Bupati: Seniman Temanggung Komitmen Pertahanhan Tradisi

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 10 Views
2 Min Read
Dialog kebudayaan di Temanggung. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyampaikan, para seniman dan budayawan Kabupaten Temanggung, tetap berkomitmen mempertahankan tradisi di tengah situasi modernitas dan persaingan antarbudaya.

Hal itu, Khanziq sampaikan usai Dialog Kebudayaan bersama Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) Ngatawi Al-Zastrouw di Pendopo Pengayoman Temanggung.

“Temanggung akan tetap berkomitmen menjadi kota dengan sejuta tradisi akan terus dipertahankan di tengah situasi modernitas dan pertarungan atau persaingan antarbudaya yang berasal dari mana pun,” katanya di Temanggung, Sabtu (16/9/23).

Menurut dia, di era teknologi informasi Temanggung harus selalu berkomitmen menjaga nilai-nilai tradisional, baik itu situs-situs tradisional maupun ritual tradisional.

“Kalau perlu kita ingin menjawab berbagai persoalan modern ini dengan akar tradisi dan budaya masyarakat,” ungkap dia.

Khanziq pun mengakui ada kritikan bahwa kesenian sudah hidup subur di Kabupaten Temanggung namun belum bisa menghidupi seniman itu sendiri. Namun Khanziq menilai potensi kesenian rakyat di Kabupaten Temanggung sangat besar.

“Artinya belum maksimal dalam efeknya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

“Kegiatan kesenian rakyat juga besar, jenis-jenis kesenian rakyat juga banyak, dan komitmen para seniman dan budayawan sangat kuat,”

Pada dialog itu, kata Khanziq, disebut bahwa Temanggung memiliki gedung kesenian, festival kesenian, seta memiliki dewan kesenian. Oleh karena itu, katanya, mereka sepakat Temanggung layak disebut sebagai ibu kota kesenian rakyat.

Sementara itu, Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) Ngatawi Al-Zastrouw menilai bahwa Temanggung memiliki potensi seni rakyat yang luar biasa. Kata dia, Temanggung bisa menjadi satu-satunya icon untuk kesenian rakyat di Indonesia bahkan di dunia.

“Sayang potensi besar kalau tidak dikelola. Pak bupati sudah memulai lima tahun untuk mengelola ini, ibarat tanaman itu mulai tumbuh sayang kalau tidak terus dirawat, dijaga dikembangkan, setelah tumbuh jadi berbuah,” ujarnya.

Share This Article
Leave a comment