INDORAYA – Data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga mengalami kebocoran. Terkait hal tersebut Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan BSI membahas ihwal dugaan kebocoran data.
“Kami baru melakukan pertemuan untuk mengklarifikasi karena di publik ada yang mengatakan ada data-data pribadi yang bocor,” ujar dia di sela Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0, Senin (22/5/2023).
Sebelumnya, Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto mengungkap, BSI menjadi korban serangan siber modus pemerasan alias ransomware oleh peretas LockBit.
Total data yg dicuri mencapai 1,5 TB, termasuk 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanannya, serta data pribadi nasabah serta informasi pinjamannya.
Tak ketinggalan, nomor kontak orang-orang yang pernah dihubungi oleh BSI pun bocor dalam database call_history.csv berukuran 10 GB.
Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dgn alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka menjadi korban ransomware.
Total data yg dicuri 1,5 TB. Diantaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal & layanan yg mereka gunakan.
Semuel melanjutkan pihaknya sudah berhasil mendapatkan sampel data yang diduga bocor dan kini tengah mengkaji dan memverifikasinya ke BSI.
“Pastinya itu yang kita lakukan dan kita akan memberikan rekomendasi-rekomendasi bagaimana ke depannya kalau memang ada kebocoran,” tutur dia.
Kendati demikian, Semuel belum mengetahui berapa jumlah sementara nasabah yang terdampak kebocoran data.