INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mengungkapkan lima kecamatan terdampak bencana akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut baru-baru ini.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, menyebutkan bahwa kecamatan-kecamatan yang terdampak meliputi Genuk, Gajahmungkur, Candisari, Gunungpati, dan Gayamsari.
Endro menjelaskan bahwa bencana yang terjadi beragam, seperti tanah longsor yang melanda kawasan perbukitan di Gajahmungkur, Candisari, dan Gunungpati, sementara Genuk dan Gayamsari mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Selain itu, Semarang Utara juga terdampak, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
“Dampaknya memang tidak masif, namun ada laporan mengenai perahu nelayan yang hilang terhantam gelombang tinggi di Tambaklorok(Semarang Utara),” katanya.
Meskipun air banjir mulai surut, beberapa permukiman warga di wilayah Genuk masih tergenang, berdasarkan laporan yang diterima.
“Di wilayah Genuk, mulai dari RSI Sultan Agung ke timur, ketinggian air mencapai sekitar 20-30 cm, termasuk di kawasan Ngablak Indah dan Kudu,” tambahnya.
Endro juga menjelaskan bahwa kondisi geografis Kota Semarang memengaruhi potensi bencana, dengan perbukitan yang rentan terhadap longsor dan daerah pesisir serta rawa yang lebih rawan terendam banjir.
Pihaknya mengungkapkan rasa syukur karena tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.
“(Meski begitu) kami mencatat lebih dari 34 kejadian tanah longsor sejak Januari hingga Februari,” jelas Endro.
Selain itu, jumlah kejadian pohon tumbang di kota ini sudah mendekati angka 40. Kejadian paling parah terjadi di Ngaliyan, di mana sebuah mobil tertimpa pohon tumbang.
“Di Ngaliyan, pohon tumbang menimpa mobil yang kerusakannya mencapai 80 persen. Dua orang korban masih dalam perawatan,” ujarnya.