Cuaca Buruk Sejak Desember, Nelayan Tambaklorok Semarang Terancam Kehilangan Pendapatan

Dickri Tifani
14 Views
2 Min Read
Inilah kondisi gelombang tinggi di Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Gelombang tinggi yang melanda sepanjang pesisir Kota Semarang menyebabkan sejumlah nelayan terpaksa menangguhkan aktivitas melaut, termasuk nelayan di Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, hampir seribu nelayan menggantungkan hidupnya di kawasan ini. Gelombang tinggi yang terjadi disebabkan oleh cuaca buruk yang melanda sejak Desember 2024 hingga saat ini.

Gozali, seorang nelayan di Tambaklorok, menyatakan bahwa cuaca buruk ini telah berlangsung sejak Desember lalu dan diperkirakan akan berlanjut hingga Februari. Gelombang di perairan tersebut pun semakin tinggi, membuat sebagian nelayan memilih untuk tidak melaut.

“Kami tidak berani melaut sejak hari Rabu kemarin, gelombang sampai naik ke dermaga,” ungkap Gozali saat ditemui Indoraya, Kamis (30/1/2025).

Akibat cuaca yang tidak menentu ini, para nelayan harus menghadapi kerugian besar. Selain kehilangan pendapatan, mereka juga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti biaya sekolah anak dan keperluan rumah tangga.

“Kami hanya bisa istirahat di rumah. Kerugiannya jelas, penghasilan hilang, dan banyak yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan,” tambah Gozali. Bahkan, beberapa perahu nelayan mengalami kerusakan akibat terjangan ombak.

Untuk menghindari perahu mereka terbawa gelombang, para nelayan kini memilih untuk tetap di rumah dan berjaga di sekitar perahu. Mereka khawatir tali tambatan akan putus akibat terjangan ombak yang sangat kuat, terutama pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.

“Kami berjaga-jaga di sini, mengawasi tali perahu. Gelombang tinggi terjadi sekitar jam 8 malam,” ujar Gozali.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

Gelombang diperkirakan akan mencapai ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter antara 30 Januari hingga 2 Februari 2025.

BMKG mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah antisipasi terhadap kondisi ini.

Share This Article