Ad imageAd image

Cerita Yoyok Sukawi 23 Tahun Jatuh-Bangun Mengelola PSIS Semarang

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 192 Views
4 Min Read
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. (Foto: Dok. PSIS)

INDORAYA – Yoyok Sukawi genap 23 tahun mengurus PSIS Semarang. Perjalanannya selama 23 tahun jatuh-bangun mengelola PSIS Semarang. Ada banyak suka duka dalam mengelola klub sepak bola kebanggaan warga Kota Semarang tersebut.

CEO PSIS Semarang yang bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini pertama kali mengelola PSIS sejak 2001 silam. Hal paling berkesan dalam perjalanan PSIS adalah bisa masuk kasta teratas liga sepak bola profesional di Indonesia atau Liga 1 pada 2017.

“23 tahun, paling berkesan pada 2017, saat PSIS kembali ke Liga 1 setelah sembilan tahun berkiprah di Liga 2. Kembalinya PSIS ke Liga 1 sangat berat perjalanannya. Itulah paling berkesan dan menjadi spirit untuk terus berjuang bersama PSIS,” kata CEO PSIS, Yoyok Sukawi di kediamannya, Senin (21/10/2024).

Satu hal yang juga tidak akan terlupakan olehnya, yaitu saat PSIS melawan PSS Sleman di Stadion Jatidiri Semarang pada Desember tahun lalu. Saat itu, Yoyok berupaya menenangkan situasi antarsuporter PSIS dan PSS (Sleman) yang tidak kondusif.

Namun, upayanya tidak berbuah baik setelah PSIS mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 1-0 lewat tendangan penalti. Suporter PSS tidak terima hingga memicu kericuhan yang juga menyulut emosi para suporter PSIS.

“Ada kubu supporter PSIS dan PSS Sleman terjadi saling lempar, saya berusaha menahan supaya suporter dari Semarang tidak terpancing, tetapi tersulut emosi dan melempar, lalu akhirnya ada yang benda keras hasil lemparan menimpa saya hingga kepala saya bocor,” ujarnya.

Meski harus mendapat perawatan, dia pun sudah terbiasa dengan umpatan yang sering ditunjukan kepadanya. Apalagi, ketika PSIS menelan pahitnya kekalahan ketika bertanding ditambah bumbu-bumbu politik seperti sekarang ini.

Mengingat ia juga calon wali kota Semarang pada Pilwakot 2024. Banyak ujaran kebencian yang menyerangnya, baik komentar di media sosial maupun di ruang nyata melalui baliho-baliho yang dipasang di tepi jalan.

“Pada saat prestasi PSIS turun, hujatan akan muncul. Kebetulan saat ini momentum Pilkada sehingga intensitasnya cukup tinggi, bahkan kritiknya keras hingga menjurus pada ujaran kebencian dan pencemaran nama baik,” ungkap Politikus Partai Demokrat itu.

Apa yang dialami Yoyok tentu sangat berdampak pada psikologis keluarganya. Baik istri, dan anak-anaknya di rumah sangat terpukul dengan serangan-serangan yang menjurus ke keluarga kala prestasi PSIS menurun. Namun, dia tetap memberikan pengertian hingga keluarga tetap kuat hingga saat ini.

“Istri, anak, terutama anak-anak perempuan saya. Mereka sangat terpukul apabila serangan itu menjurus ke keluarga tentang isu PSIS dikuasai keluarga, tetapi kami menangkap ini bagian dari proses PSIS menuju klub yang lebih baik, baik pendukungnya hingga masyarakatnya,” katanya.

Mantan Anggota Komisi X DPR RI itu menarik ke belakang ketika PSIS masih bertanding di Liga 2. Jatuh bangun terus dilalui hingga lolos ke Liga 1. Terlebih, saat masih berlaga di Liga 2, PSIS masih belum menarik perhatian.

“Setiap kali pertandingan, pengusaha, pejabat, bahkan wali kota maupun gubernur hampir tidak (tertarik-red) menonton PSIS. Begitu masuk liga 1 PSIS menarik (perhatian-red) pengusaha, investor, dan tokoh politik. Sebenarnya tidak ada masalah, menurut saya bukan masalah besar bagi PSIS,” kata Yoyok.

Kendati demikian, Bos PSIS ini tetap mencintai klub berjuluk Mahesa Jenar tersebut. Yoyok mengungkapkan mengurus sepak bola adalah kewajiban sosial dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Termasuk memberikan hiburan kepada suporter, dan memberikan kegiatan positif kepada pecinta bola agar tidak terjerumus pada kegiatan yang negatif. Itulah yang mendasari dirinya untuk tetap mengomandoi PSIS hingga sekarang.

“Inilah misi sosial yang menjadi penting sebagai wujud pengabdian saya sebagai Kota Semarang,” kata Calon Wali Kota Semarang nomor urut 2 dari Koalisi Semarang Maju Bermartabat tersebut.

Share This Article
Leave a comment