INDORAYA – Jalan Sekayu RT 05 RW 01, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) merupakan lokasi yang sempit dan sudah padat penduduk.
Meski begitu, Jalan Sekayu ini terkenal sebagai salah satu wilayah yang menyimpan sejarah peradaban Islam, bahkan banyak peninggalan. Seperti halnya, bangunan Masjid Sekayu.
Masjid ini disebut sebagai masjid tertua di Jawa Tengah (Jateng). Pasalnya, Masjid Sekayu dibangun sekitar 1413 silam.
Jika dilihat penampakannya, masjid tersebut tak terlalu megah. Meski demikian, ada beberapa bagian masjid yang belum pernah diganti. Salah satunya adalah pintu yang terbuat dari kayu jati.
Tak hanya itu saja, kubah atau menara masjid, empat tiang (somi tatal) penyangga masjid yang sampai saat ini belum pernah diganti.
Pengelola Masjid Sekayu, Achmad Arief (73) mengatakan, berdasarkan cerita turun temurun yang diketahui warga setempat, yakni masjid ini diyakini umurnya lebih tua dari Masjid Agung Demak, Jateng.
“Sebelum Masjid Demak, Masjid Sekayu dibangun lebih dulu,” jelasnya saat ditemui wartawan, Kamis (21/3/2024).
Konon dulunya, Kampung Sekayu
pernah menjadi pusat penampungan kayu jati yang berasal dari berbagai daerah seperti Ungaran, Ambarawa, Weleri Kendal, Grobogan, Purwodadi dan Kedungjati.
“Di sini lah, tempat utama penampungan kayu jati yang berasal dari berbagai daerah,” ujarnya.
Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah ditunjuk menjadi ketua pembangunan Masjid Agung Demak.
Dalam proses pembangunan, Sunan Gunung Jati memerintah muridnya bernama Kyai Kamal untuk mengumpulkan kayu.
“Kayu-kayu tersebut dikumpulkan melewati sungai-sungai di Semarang dan dikumpulkan di Sekayu sebelum diangkut menyebrangi laut menuju Demak Bintoro,” katanya.
Achmad menceritakan lebih lanjut, menurut arsip yang ia baca, Masjid Sekayu memang menjadi tempat ibadah Pangeran Diponegoro.
“Berdasarkan sejarah, masjid ini pernah disinggahi Pangeran Diponegoro untuk melaksanakan salat,” ucapnya.
Bahkan kentalnya sejarah dari Masjid Sekayu ini membuat para peneliti dari luar negeri, seperti Perancis, Vietnam, Mesir dan Afrika datang berdatangan ke masjid yang berlokasi di gang sempit itu.
Mahasiswa dan kampus juga banyak yang ke sini,” paparnya.
Awalnya Masjid Sekayu berbahan dasar kayu. Namun saat ini sudah ada beberapa aspek yang direnovasi agar bisa dijadikan tempat untuk kegiatan dan ibadah.
“Sudah direnovasi empat kali, terakhir 2006,” ujar dia.