Ad imageAd image

Cerita Joki di Balik Atraksi Tong Setan di Pasar Dugderan Semarang

Dickri Tifani
By Dickri Tifani 994 Views
5 Min Read
Jack dan Kipli merupakan joki Tong Setan di Pasar Dugderan yang berhasil membuat penonton tertakjub dengan aksinya, Rabu (15/3/2023). (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Pasar Dugderan kembali digelar di Semarang, Jawa Tengah sebagai tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadan 1444 H. Hadirnya wahana permainan membuat suasana semakin meriah gegap gempita.

Wahana permainan yang dihadirkan tahun ini cukup komplit, seperti adanya komidi putar, bianglala, tong setan, ombak banyu, perahu terbang, rumah hantu, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pantauan Indoraya, terdapat salah satu komidi yang menarik perhatian pengunjung Pasar Dugderan, yakni Tong Setan. Komidi itu berada di sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Ki Nartosabdo.

Letak persisnya, komidi itu ada di pojokan yang bersebalahan dengan wahana bianglala. Tabung besar dengan suara riuh motor didalamnya di kerumuni oleh para pengunjung.

- Advertisement -

Sebelum melihat atraksi ini, pengunjung wajib membeli karcis seharga Rp 15.000 per orang. Saat itu, antrean panjang mengular di depan loket karcis demi menonton Tong Setan.

Setelah karcis didapatkan, wartawan Indoraya bersama pengunjung lainnya dipersilakan naik ke ruangan atas untuk menyaksikan pertunjukan melalui sudut tabung.

Kerumunan pengunjung tidak hanya terlihat mengular di depan loket saja, namun ruangan penonton juga dipenuhi pengunjung hingga berdesakan.

Usai mengambil posisi untuk menonton, tidak lama kemudian muncul sepasang joki menggunakan sepeda motor Yamaha RX King memulai atraksi dengan memutar, sampai menjajaki seluruh papan kayu yang mengitari tabung.

Jack dan Kipli sedang atraksi di arena Tong Setan, Rabu (15/3/23). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

Berdasarkan pengamatan di lokasi, para joki itu melakukan atraksi ekstrem seperti mengendarai motor dengan melepaskan tangan atau kakinya dan membiarkan kendaraannya berputar mengelilingi tabung.

Atraksi selanjutnya, pengendara berdiri di atas jok dan sesekali memejamkan mata ketika tampil di arena Tong Setan.

Uniknya, penonton mengapresiasi gerakan atraksi joki dengan memberikan saweran. Beberapa penonton menyawer uang dengan melempar sedangkan lainnya memberikan langsung kepada mereka.

Beberapa penonton nampak histeris dan ada yang menyawer uang saat melihat aksi dua joki di arena tabung, Rabu (15/3/2023). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

Selama para joki Tong Setan beraksi, ada penonton yang histeris hingga ketakutan ketika melihat aksi mereka.

Setelah beraksi sekitar 10 menit, pengunjung dipersilahkan turun melalui tangga yang sudah disediakan oleh pengelola wahana tersebut.

Untuk mengetahui kesuksesan di balik atraksi Tong Setan yang membuat para pengunjung berbondong-bondong, wartawan Indoraya diberikan kesempatan untuk mengobrol dengan joki Tong Setan di Pasar Dugderan Kota Semarang.

Salah satu orang di balik motor kesetanan itu adalah Jack (22), warga Mertoyudan Magelang, Jawa Tengah.

Jack menjadi joki Tong Setan sejak 2017. Kini, ia tergabung dalam Diana Ria Enterprise, kelompok di balik kemeriahan Pasar Dugderan Kota Semarang.

Ia mengaku tidak serta merta langsung menjadi joki sepeda motor dalam beraksi Tong Setan. Sebelumnya, Jack belajar menggunakan sepeda onthel selama satu minggu.

“Sejak 2017 (jadi joki), pertama saya pakai sepeda onthel selama seminggu biar menghilangkan pusing. Karena saat belajar, pasti langsung pusing. Setelah pusingnya hilang, kemudian belajar menggunakan motor selama dua bulan,” ujar Jack kepada Indoraya.news, Rabu (15/3/2023) malam.

Alasan dia menekuni profesi ini, Jack mengaku bahwa dirinya suka mengendarai motor Yamaha RX King. Menurutnya, Tong Setan itu pekerjaan yang seru dan cocok untuknya.

“Hobi motor RX King, kedua kerjanya enak cuma mainan motor di atas nanti dikasih saweran,” katanya.

Meskipun terlihat profesional, ternyata Jack sudah terbiasa mengalami insiden jatuh saat beraksi Tong Setan. Namun, kata dia, kecelakaan yang dialaminya itu tidak pernah sampai parah.

“Sering kalau itu (insiden), kalau pas lagi main lampunya mati itu kan gelap semua didalam langsung jatuh. Alhamdulillah lecet, terkilir enggak sampai parah,” ucap dia.

Saat ditanya soal tantangan selama menjadi joki Tong Setan, Jack menyebutkan beberapa penonton mempermainkan dalam memberikan uang. Hal itu, membuat Jack emosi lantaran Tong Setan itu taruhannya nyawa.

“Semisal waktu main mau ngambil saweran. Kadang ada penonton nyawer dua ribu tapi buat mainan. Itu membuat saya emosi, udah nyawer dua ribu malah buat mainan. Sedangkan di sini, saya bekerja taruhannya nyawa,” keluhnya.

Saat tampil di Pasar Dugderan Semarang, Jack ditemani oleh joki senior bernama Kipli hingga 21 Maret mendatang.

Lebih lanjut, Jack membeberkan soal honor dari pekerjaan ekstrem yang ia lakoni selama enam tahun ini.

Sedangkan untuk tiket, kata dia, penghasilan didapatkan datu dua jalan, yakni presentase penjualan tiket dan saweran uang dari penonton.

“Ada dua, satu 25 persen dari pendapatan tiket di loket. Jika pasar malam sebelumnya, hasil penjualan tiket sebesar Rp 30 juta. Jadi saya dapat gaji Rp 4 juta, dan itu belum ditambah saweran. Untuk saweran dibagi orang tiga, pembalap dua sama seluruh karyawan,” pungkasnya.

Share this Article
Leave a comment