INDORAYA – Calon Wali Kota atau Cawalkot Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi bakal melibatkan anak-anak muda dengan pemikiran kritis dan inovasinya dalam upaya pembangunan dan perbaikan Kota Semarang selama lima tahun ke depan.
Dalam diskusi bertajuk “Rembuk Yok”, Yoyok Sukawi menyatakan, peran pemuda penting bagi pembangunan daerah. “Rembuk Yok” digagas Yok Bisa Community untuk saling bertukar pikiran membahas berbagai persoalan Kota Semarang dari perspektif generasi muda.
Dalam diskusi tersebut, Yoyok menerima beragam aspirasi yang disampaikan anak muda. Mereka menyampaikan berbagai persoalan yang jamak dihadapi warga Kota Semarang, terutama anak-anak muda.
“Bagus banget tadi ada 11 pertanyaan. Saya catat ada dua sampai tiga aspirasi disampaikan oleh anak-anak muda untuk perbaikan, pelayanan di Kota Semarang ke depan,” katanya di acara Rembuk Yok di Kafe Atap Langit Kota Semarang, Minggu (3/11/2024).
Yoyok Sukawi mengatakan, pertanyaan yang dilontarkan belasan pemuda-pemudi itu kritis. Dia menilai pertanyaan yang kritis tersebut sebagai hal wajar, sesuai semangatnya untuk pembangunan Kota Semarang.
“Semuanya kritis, memang anak-anak muda ini terkenal begitu, punya pandangan kritis terhadap perbaikan Kota Semarang,” kata Anggota DPR RI 2019-2024 tersebut.
Politikus Partai Demokrat ini menyatakan, akan mendorong acara diskusi-diskusi seperti ini agar sering dilakukan. Selain memiliki tujuan yang baik, juga untuk belanja masalah bagi seorang pemimpin. Termasuk ruang dialog antar-generasi.
“Ini momentum kami Yoyok-Joss untuk belanja masalah, justru kami senang dalam satu tempat muncul banyak permasalahan yang disampaikan, syukur-syukur dibahas soal solusinya juga,” kata CEO PSIS Semarang ini.
Dari pandangan anak muda yang mengikuti diskusi tersebut, Yoyok Sukawi dinilai cakap dan aktif memberikan tanggapan. Hal itu sesuai harapan Generasi Milenial maupun Gen Z yang hadir.
“Mas Yoyok selaku calon pemimpin kita, Alhamdulillah responsnya bagus, semoga ini bisa berlanjut terus,” kata Anwar Rosyidin, Koordinator Yok Bisa Community, komunitas anak muda pendukung Yoyok Sukawi-Joko Santoso di Pilwakot Semarang.
Sekitar 50 persen pemilik suara di Kota Semarang adalah usia produktif, 17 hingga 30 tahun. Menurutnya, kelompok anak muda tak bisa dikesampingkan begitu saja, apalagi hanya menjadi objek politik.
“Tidak bisa dipungkiri warga Kota Semarang yang memiliki hak pilih di Pemilu, di atas 50 persen adalah anak muda, usia-usia 17 tahun sampai 30 tahunan. Hal ini jangan sampai anak muda hanya menjadi objek politik, kalau bisa jadi subjek,” katanya.
Anwar menilai, Yoyok Sukawi memliki perhatian kepada anak muda. Kriteria itu telah dilihatnya saat diskusi bersama, yaitu menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dengan empati, memahami perubahan, hingga mampu memberikan motivasi generasi di bawahnya.