INDORAYA – Calon Wali Kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi bakal memberikan jaminan sekolah gratis bagi siswa di Kota Semarang. Mulai dari SD dan SMP, baik negeri maupun swasta serta madrasah atau MI dan MTs.
Yoyok Sukawi yang pada Pilwakot Semarang 2024 ini berpasangan dengan Joko Santoso berkomitmen kuat untuk menjadikan urusan pendidikan sebagai program prioritas untuk masyarakat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Yoyok-Joss menaruh kepedulian dan perhatian yang besar terhadap layanan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi warga Kota Semarang. Karena pendidikan dinilai menjadi fondasi utama dalam membentuk SDM yang unggul dan berkualitas.
“Sejak awal prioritas kami adalah pendidikan, kami punya program sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP, negeri dan swasta, serta MI dan MTs. Program ini tentu akan membantu warga agar anak-anaknya bisa sekolah tanpa terbebani biaya,” kata dia.
Selain itu, Yoyok Sukawi juga akan menurunkan program Beasiswa Indonesia Pintar (PIP) yang sudah dijalankan saat dia bertugas di Komisi X DPR RI. Program ini rencananya akan diadopsi dalam bentuk beasiswa yang didanai APBD Kota Semarang.
Menurutnya, program beasiswa yang diberikan Pemkot Semarang untuk siswa SD hingga SMA serta mahasiswa pada 2023 lalu jumlahnya terbilang masih kecil. Oleh sebab itu, Yoyok Sukawi berjanji akan memperluas cakupan penerima program beasiswa.
“Tahun 2023 Kota Semarang hanya memberi beasiswa untuk SD 3.500 beasiswa, SMP sebesar 1.500 beasiswa, SMA 56 siswa, dan kuliah tidak lebih dari 100 mahasiswa, tentu ini sangat kurang,” ungkap CEO PSIS Semarang tersebut.
“Sehingga nanti ketika Yoyok-Joss terpilih, penerima program beasiswa ini akan kami perbanyak dan perluas. Karena ini kan berkaitan dengan masa depan generasi muda Kota Semarang, jadi pemerintah daerah harus benar-benar hadir,” imbuh Yoyok.
Untuk menguatkan pendidikan, Yoyok-Joss juga berjanji mengangkat kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan. Selain itu, guru dan pendidik juga akan diberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi.
“Kalau bicara pendidikan kuncinya juga ada di guru sebagai pendidik. Kami siapkan program untuk meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru, baik itu sekolah formal maupun guru madrasah, guru TPQ, dan pondok pesantren,” kata Yoyok Sukawi