Bulog Jateng Serap 2 Ribu Ton Gabah Petani di Awal 2025, Cadangan Pangan Aman

Athok Mahfud
18 Views
2 Min Read
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kenedi. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah (Jateng) telah menyerap sebanyak 2.000 ton gabah petani di awal tahun 2025 ini. Bulog memastikan bahwa cadangan pangan pemerintah aman untuk tahun ini.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Sopran Kennedi mengatakan, pihaknya telah menyerap 2 ribu ton gabah petani pada awal 2025. Bila dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu angkanya naik 400 persen.

Naiknya angka serapan gabah ini karena ada perubahan regulasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), serta beras yang dibeli dari Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi).

Untuk GKP, kata Sopran, harus diserap dari petani dengan bermacam kualitas, akan tetapi tetapi pada beras harus berpatokan pada standar kualitas yang ditetapkan pemerintah.

Dia optimis serapan gabah petani ini akan terus optimal dengan sinergi bersama Pemprov Jateng dan TNI untuk mencapai swasembada pangan.

“Dan seperti yang disampaikan Pak Pj Gubernur Jateng, semoga juga akan bisa membantu menyuplai (beras) ke wilayah provinsi lain,” kata Sopran dalam Rakor Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri di Kantor Perum Bulog Kanwil Jateng, Rabu (5/2/2025).

Sementara berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, jumlah cadangan pangan pemerintah Provinsi Jateng untuk komoditas gabah kering giling pada tahun 2025 mencapai 433.734,2 kg setara beras.

Meski ribuan areal persawahan di Jateng terdampak banjir, Sopran bilang produksi padi masih cukup banyak walaupun ada daerah yang terdampak banjir tersebut.

“Target (panen) bulan (Februari) ini mencapai 700 ribu-800 ribu hektar yang ada di Jawa Tengah,” kata Sopran Kennedi.

Sementara Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menekankan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi maupun kabupaten/kota di wilayahnya untuk tetap menyiapkan stok beras cadangan.

“Jadi setiap tahun dibeli dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Beras cadangan itu diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti pada kegiatan tertentu, dan kebencanaan,” kata Nana.

Share This Article