Ad imageAd image

Bubur India Spesial Ramadan di Masjid Jami’ Pekojan Semarang

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 1.2k Views
6 Min Read
Warga setempat sedang menikmati bubur India gratis yang disajikan pada saat buka puasa Ramadan di Masjid Jami' Pekojan Semarang, Kamis (23/3/2023). (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Ratusan mangkuk dan gelas berjejer rapi di atas lantai di serambi Masjid Jami’ Pekojan Kota Semarang, Kamis (23/3/2023). Di hari pertama puasa bulan Ramadan tahun ini, para takmir masjid tersebut tampak sibuk menyiapkan menu takjil gratis bagi pengunjung maupun warga setempat.

Meskipun waktu berbuka puasa masih dua jam lagi, namun takjil atau menu makanan untuk berbuka sudah mulai dihidangkan. Spesial di bulan Ramadan, Masjid Jami’ Pekojan kembali menghadirkan takjil gratis dengan menu andalan berupa bubur India.

Bubur berwarna coklat dengan beberapa potong daging kambing di dalamnya mengisi mangkuk yang telah ditata rapi sedemikian rupa. Bubur India ini sudah dimasak menggunakan rempah-rempah pilihan. Segelas susu hangat, sepotong semangka, dan beberapa butir buah kurma juga dihidangkan di sampingnya.

Suasana kultum menjelang azan magrib di Masjid Jami Pekojan Semarang, Kamis (24/3/2023). (Foto: Athok Mahfud)

Mendekati waktu berbuka puasa sekitar pukul 17.15 WIB, serambi masjid dipadati ratusan orang. Mereka sudah mengambil posisi tepat di depan seporsi bubur India. Mereka juga tampak khusu mendengarkan kultum dari penceramah sembari menunggu azan berkumandang.

Tekstur bubur yang kental nan lengket terlihat begitu menggugah selera. Sekitar pukul 17.50 WIB, suara azan berdengung. Seketika itu wajah lelah orang-orang berganti sumringah. Selepas berdoa, mereka langsung menikmati seporsi bubur India khas Masjid Jami Pekojan.

Hidangan bubur India tersebut sejatinya tidak hanya disajikan pada bulan Ramadan tahun ini saja. Makanan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat setempat. Tradisi berbagi takjil gratis bubur India sudah berlangsung di Masjid Jami’ Pekojan sejak ratusan tahun silam.

BACA JUGA:   Tanggapi Keluhan Masyarakat, Wali Kota Semarang Dorong Pemprov Jateng Tambah SMA Negeri

Dinamakan bubur India karena memiliki kisah dan sejarah panjang tersendiri.  Dulunya Kampung Pekojan merupakan tempat persinggahan para pedagang dari Gujarat, India. Dengan resep turun-temurun dari keturunan Gujarat, para imigran inilah yang mula-mula membuat bubur.

Tidak hanya dimakan di kalangan sendiri, bubur India tersebut dibagikan kepada sesama. Tradisi ini pun terus dijalankan masyarakat di setiap bulan suci Ramadan hingga sekarang. Siapa saja boleh menikmati semangkuk bubur India khas Masjid Jami’ Pekojan Semarang.

Potret Masjid Jami’ Pekojan yang berlokasi di Kampung Pekojan Kelurahan Purwodinatan, Kota Semarang. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

Hari Pertama Bagikan 200 Porsi

Pada hari pertama bulan Ramadan pada Kamis (23/3/2023), Masjid Jami’ Pekojan Semarang membagikan sebanyak 200 porsi bubur India kepada pengunjung yang datang. Adapun pada hari ini, bubur India dimasak dengan campuran gulai kambing.

“Hari ini ada 200 porsi dengan menu bubur dan gule,” ucap Takmir Masjid Jami’ Pekojan Semarang Ali Bahrun saat ditemui Indoraya di sela-sela menyiapkan takjil bubur India untuk menu berbuka puasa, Kamis (23/3/2023).

Ia mengatakan, bubur India di Masiid Jami’ Pekojan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Adapun sejarahnya dulunya makanan ini dibuat oleh warga India yang menetap di Kampung Pekojan Kota Semarang saat bulan Ramadan.

BACA JUGA:   Penerus Negeri Jawa Tengah Bentuk Dua Digital Agency Guna Berdayakan Pasar Tradisional

Oleh karena itu menu takjil yang yang tersedia di sini dinamakan bubur India. Namun seiring dengan berjalannya waktu, berbagi takjil dengan menu bubur India tersebut dijadikan tradisi dan dikenal masyarakat luas hingga saat ini.

“Itu julukan aja, karena dulunya ini menu makanan warga india yang tinggal disini. Tapi karena banyak yang mampir ke masjid sini akhirnya tau dan sekarang sudah terkenal julukan itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan selama Ramadan, menu takjil bubur India akan selalu ada di Masjid Pekojan. Setiap hari menu variannya bahkan berganti-ganti. Selain gulai, nanti juga ada sayur jipang, sayur lodeh, dan sayur terong.

“Ya cita rasanya (yang menjadi pembeda: red), kalau bubur biasa cuma pakai santan sama garam, kalau ini ada cengkeh, pakulada, ada macem-macem. Hari ini ada 200 porsi. Hari ini gulai, besok sayur jipang, sayur lodeh, sayur terong,” tuturnya.

Dibuat dengan Ketulusan Hati

Juru masak bubur India sekaligus takmir Masjid Jami’ Pekojan Ahmad Bashrin mengatakan, bubur India yang dijadikan takjil gratis ini dibuat dengan ketulusan hati. Bubur tersebut dibuat dengan niat berbagi kepada sesama di bulan Ramadan.

“Bubur India dilarang untuk dijual karena bubur India ini dibuat dengan kerja keras dan ketulusan hati. Sehingga bubur ini khusus masyarakat berbuka bersama di Masjid Pekojan,” ungkapnya saat dijumpai sedang memasak bubur India.

BACA JUGA:   Tak Menyesal Usai Mutilasi Majikan, Pakar Sarankan Kejiwaan Husen Diperiksa: Bisa Jadi Dia Psikopat

Ahmad Bashrin melanjutkan, dalam pembuatan bubur India, dibutuhkan keahlian atau keterampilan khusus. Hal itu lantaran cara membuat bubur India masih menggunakan alat tradisional seperti kayu bakar, kuali bakar, dan dandang.

Bahkan bahan-bahan yang digunakan menggunakan racikan rempah-rempah khusus. Di antaranya seperti santan cair, santan kental, bawang merah, bawang putih, pandan, serai, kayu manis, jahe, daun salam, wortel, beras, unclang dan garam.

Dalam membuat bubur India untuk berbuka puasa, para takmir masjid butuh waktu hingga empat jam dan tenaga ekstra. Biasanya dimulai pukul 11.00 hingga 15.00 WIB. Dalam rentang waktu ini, bubur harus selalu diaduk agar tidak gosong bawahnya.

“Yang paling penting adalah proses pengadukan bubur. Diusahakan pengadukan bubur tidak boleh berhenti,” ucap Ahmad Bashrin.

Ia mengatakan, bubur India khas Masjid Jami’ Pekojan ini pun diburu oleh banyak orang saat puasa Ramadan. Tidak hanya warga Kota Semarang yang datang, namun juga dari berbagai daerah seperti Demak, Rembang, Kendal, Kudus dan Purworejo.

Jika penasaran dengan rasa bubur India, bisa datang langsung ke Masjid Jami’ Pekojan di Jalan Petolongan, Kelurahan Purwodinatan, Kota Semarang. Menu bubur India yang khas tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk berbuka puasa di bulan suci Ramadan.

Share this Article
Leave a comment