Ad imageAd image

BPBD Jateng Catat 171 Karhutla Hingga Awal September 2023, Terbanyak Solo Raya

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 792 Views
2 Min Read
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BDPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat sebanyak 171 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terhitung mulai 1 Januari hingga 8 September 2023.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan menjadi fenomena yang rawan memasuki musim kemarau. Monitoring terus dilakukan terhadap daerah-daerah yang rawan.

“Kami menghitung dari awal mulanya laporan di kami, kejadian sampai per 8 September 2023 ini sudah mencapai 171 kali kejadian dengan jenis kebakaran ada yang hutan ada yang lahan,” ujarnya saat dihubungi Indoraya.news, Rabu (13/9/2023).

BACA JUGA:   Sekda Jateng Sumarno Dinilai Penuhi Kriteria Jadi Calon Pj Gubernur Pengganti Ganjar

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jateng, dari 171 kejadian karhutla di 31 kabupaten/kota, terbanyak ada di wilayah Solo Raya. Meliputi Klaten 28 kejadian, 18 di Sragen, dan 15 kejadian di Sukoharjo.

“Tang paling banyak itu ada di Kabupaten Klaten, kami menemukan kasus kejadian hutan dan lahan ada 28 kali. Nomer dua ada di Sragen 18, kemudian Sukoharjo 15 kejadian,” ungkap Chomsul.

Lebih lanjut saat ditanya total kerugian jika dinominalkan, BPBD Jateng belum bisa memperkirakan secara pasti. Namun yang jelas karhutla tersebut mengakibatkan kerugian alam dan lingkungan.

BACA JUGA:   Resmi Dirubah, Ujian Praktik SIM Jadi Huruf S Berlaku di Jateng

“Objek umumnya hutan yang gak dihuni, mungkin dampaknya pepohonan terus ada juga yang TPA. Estimasi kami belum bisa memperkirakan, mungkin dari DLHK bisa mengestimasi jumlah kerugian. Dari kami belum bisa menjawab kalau dirupiahkan,” terangnya.

Dia mengatakan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi disebabkan oleh dua faktor. Yaitu faktor alam dan manusia seperti membuang putung rokok. Namun Chomsul menilai, faktor manusia lebih kecil karena kasusnya di alam terbuka.

Berkaca dari kasus tren kebakaran yang tinggi ini, BPBD Jateng meminta seluruh masyarakat untuk menghindari hal-hal yang memicu terjadinya kebakaran. Misalnya membakar sampah dan membuang bekas rokok sembarangan.

BACA JUGA:   8 Pekerja Masih Terjebak di Galian Tambang Ilegal Banyumas, ESDM Jateng Turunkan Camera Bore Hole

“Ini soalnya pemicu kecil, yang bisa menyebabkan kebakaran misal faktor manusia misal dari rokok dan sebagainya, faktor alam pun bisa terjadi. Maka mari kita bersama-sama membantu memonitoring terutama di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran,” tandas Chomsul.

Share this Article
Leave a comment