INDORAYA – PSIS Semarang membantah tudingan yang diajukan oleh kelompok supoeternya, Panser Biru dan Snex. Manajeman dituding telah mengintervensi pelatih dalam melepas dan merekrut sejumlah pemain menjelang Liga 1 2024/2025.
Dalam surat resmi tertanggal 15 Desmeber 2024 dengan nomor surat 168/PSIS-MJS/XII/2024, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mewakili manajeman membantah tuduhan dua kelompok suporter tersebut.
Menurut Yoyok, tudingan soal adanya intervensi manajeman kepada pelatih itu tidak berdasar dan merupakan fitnah yang keji. Dia menegaskan komitmennya dalam membangun tim yang profesional dan transparan.
Dia mengatakan, perombakan pemain selalu dilakukan pada jeda transfer kompetisi putaran kedua. Proses ini menjadi evaluasi rutin untuk meningkatkan performa tim sesuai kebutuhan yang diajukan oleh pelatih.
“Manajemen tidak pernah melakukan perombakan berdasarkan like and dislike, tetapi sepenuhnya diserahkan kepada pelatih yang memiliki kewenangan dalam memilih dan mengganti pemain,” kata dia dalam surat tertulis.
Dia menegaskan, proses seleksi pemain, baik lokal maupun asing, dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Bos PSIS Semarang itu menganggap tudingan soal interveni pelatih menjadi fitnah yang keji.
“Permintaan seleksi, perekrutan, dan pelepasan pemain selalu diawali dengan permohonan tertulis dari tim pelatih. Isu intervensi adalah fitnah keji yang tidak berdasar,” ungkap dia.
Hal lain, pihaknya justru menyoroti keberhasilan PSIS Semarang dalam memperoleh lisensi klub profesional dari AFC pada tahun 2024 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Kata Yoyok Sukawi, pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa manajemen serius dalam membenahi kondisi internal tim.
“PSIS selalu berpegang teguh pada kontrak kerja yang berlaku antara klub, pemain, pelatih, dan ofisial. Perjanjian ini dilindungi hukum FIFA dan PSSI, sehingga setiap permasalahan diselesaikan melalui jalur resmi, seperti NDRC dan portal hukum FIFA,” kata dia.
Menjawab tuntutan soal transparansi dan komunikasi, Yoyok memastikan bahwa sarasehan dengan suporter selalu dilakukan di jeda kompetisi. Sarasehan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi dan masukan dari suporter guna perbaikan klub ke depannya.
“Komunikasi dua arah sangat penting bagi kami. Melalui forum ini, masukan dari suporter akan menjadi perhatian serius dalam upaya memperbaiki performa tim,” beber Anggota DPR RI Komisi Olahraga periode 2019-2024 tersebut.
Dalam surat balasan ini, dia menegaskan bahwa manajeman selalu bertindak profesional, transparan, dan berkomitmen pada perkembangan tim. Tuduhan intervensi dan ketidakprofesionalan dianggap tidak berdasar dan merugikan citra klub.
“Manajemen bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Kami harap semua pihak dapat memberikan kepercayaan kepada tim untuk membangun PSIS menjadi lebih baik,” tutup Yoyok Sukawi.