Ad imageAd image

Bonus Demografi, Perlu Penguatan SDM Jateng Sesuai Perkembangan Zaman

Sigit H
By Sigit H 41 Views
3 Min Read
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko. (Dok. DPD Gerindra Jateng)

 

INDORAYA – Penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Jateng harus dilakukan. Terlebih lagi, Jateng menjadi bagian dari bonus demografi yang terjadi di Indonesia.

Penguatan SDM tersebut harus dilakukan, lantaran persaingan kedepan akan jauh lebih ketat. Selain jumlah anak-anak muda yang berlipat, kualitas SDM di wilayah lain juga terus meningkat pula.

Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko menyampaikan penguatan SDM itu menjadi sebuah kewajiban yang mesti dilakukan. Jika Jateng tak ingin tertinggal dari wilayah lain atau menghindari jumlah SDM yang banyak dan malah menjadi beban bagi pemerintah.

- Advertisement -

“Kualitas SDM harus digenjot. Sesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar saat ini. Jangan sampai kedepan menjadi beban,” ujar Heri Pudyatmoko.

Sebagai gambaran, berdasarkan Sensus penduduk tahun 2022, jumlah penduduk di Jateng adalah 36,52 juta.

Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) adalah 70,60 persen. Artinya Jawa Tengah masih dalam masa bonus demografi.

Jika diperinci lagi, terdiri dari post generasi Z yang lahir tahun 2013 dan setelahnya (10,61%), Generasi Z lahir tahun 1997-2012 (25,31%), Pre Boomer yang lahir sebelum tahun 1945 (2,44%), Baby Boomer yang lahir tahun 1946-1964 (14,18%), Generasi X yang lahir tahun 1965-1980 (22,53%) dan Milenial yang lahir tahun 1981-1996 (24,93%).

Melihat persentase tersebut, Heri Pudyatmoko yang merupakan anggota Fraksi Partai Gerindra ini menekankan generasi muda harus dibekali dengan kemampuan sesuai zamannya.

Misalnya, generasi Z tidak pas lagi jika diberikan pelatihan menjahit atau pelatihan komputer. Mereka harus sudah diberikan kemampuan yang lebih dari itu.

“Bagaimana cara membuat video yang baik, mendalami konten media sosial, menjadi youtuber, atau hal-hal yang bersifat teknologi. Dunia saat ini seperti itu. Jadi kemampuan mereka mesti disesuaikan dengan perkembangan zaman,” terangnya.

Di sisi lain, dinas terkait mesti melakukan survei pada perusahaan-perusahaan terkait apa yang mereka butuhkan saat ini.

Jika tidak demikian, maka generasi muda Jateng akan minim skil. Meskipun memiliki skil bisa jadi tak dibutuhkan atau tak sesuai dengan “permintaan pasar” dan hal ini yang harus dihindari.

“Untuk itu, upgrade skil SDM Jateng itu wajib dan harus sesuai dengan kebutuhan saat ini. Agar bonus demografi di Jateng bisa bermanfaat untuk kemajuan,” harapnya. (Advertorial-HS)

Share this Article