INDORAYA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi selama 10 hari pertama bulan Ramadan, antara (4-11/3/2025).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia, terutama di bagian barat dan Kepulauan Papua.
“Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem,” kata Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer, seperti gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin, yang diprediksi aktif di beberapa wilayah, termasuk Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Kondisi ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas yang bervariasi.
Selain itu, Guswanto juga mengungkapkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh dan selatan Papua, yang menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di beberapa perairan.
“Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku,” ujar Guswanto.
Ia menambahkan bahwa daerah konvergensi ini berpotensi memicu peningkatan curah hujan.
Guswanto juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem.
“Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan,” katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita memperkirakan cuaca ekstrem ini akan terus berlangsung hingga 10 hari kedua Ramadan.
“Ini ada analisis untuk 10 hari kedua dan 10 hari ketiga di bulan Maret. Ini ternyata tren puncaknya (curah hujan ekstrem) justru di 10 hari kedua, mulai tanggal 11 sampai kira-kira tanggal 20,” ungkap Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek secara daring, Selasa (4/3/2025).
Pakar Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, sebelumnya juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadan.
“Sudah saya ingatkan pada 28 Februari lalu mengenai waspadai cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadhan,” katanya di X, Selasa (4/3/2025).
Erma Yulihastin juga memperingatkan mengenai kemungkinan banjir besar di Jakarta akibat meluapnya DAS Ciliwung akibat hujan yang terus mengguyur sepanjang aliran sungai tersebut.