Ad imageAd image

Bina Mental Pendidik, Bupati Jepara : Nilai-Nilai Kebangsaan Diganggu Kelompok Radikal dan Intoleran

Kartika Ayu
By Kartika Ayu 9 Views
2 Min Read
Silaturahmi Bupati Jepara dan Pembinaan Mental bagi ASN se -Kabupaten Jepara di aula SMP N 1 Bangsri. (Foto : Jepara.go.id)

INDORAYA – Bupati Jepara Dian Kristiandi meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di wilayahnya, terutama para pendidik, untuk selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merawat Bhineka Tunggal Ika.

Menurutnya, spirit persatuan dan nilai-nilai kebangsaan itu, kini terganggu oleh munculnya berbagai kelompok radikal dan intoleran, yang membawa misi memecah belah persatuan dan kesatuan.

Hal itu disampaikan Bupati Jepara, Dian Kristiandi ketika membekali ASN dengan nilai-nilai kebangsaan. Kegiatan bertajuk silaturahmi Bupati Jepara dan Pembinaan Mental Bagi ASN se -Kabupaten Jepara, di aula SMP N 1 Bangsri, Selasa (8/2/2022). Kegiatan ini diikuti para guru SD dan SMP, serta tenaga kesehatan.

“Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini, adalah bagaimana bisa merawat kebhinekaan yang sudah mulai luntur dan terkoyak,” kata dia, seperti dirilis Jepara.go.id.

Lebih lanjut Andi mengatakan merajut kembali spirit kemajemukan dan nilai-nilai kebangsaan sangat penting, untuk membentengi para ASN dan pendidik dari paham-paham radikal dan intoleran.

Tenaga kependidikan diharapkan mampu membekali siswanya yang merupakan generasi penerus bangsa, untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan merawat kebhinekaan.

Hanya dengan kerja sama intensif dan sinergis antara stakeholder dan warga masyarakat, masa depan bangsa Indonesia diharapkan masih bisa tetap terjaga dengan baik dan lestari serta selamat dari gempuran kelompok intoleran dan radikal yang berusaha merusak sendi-sendi kemajemukan, kebangsaan, keagamaan, dan keindonesiaan.

“Kalau ini kita tanamkan sejak dini kepada anak didik kita, mereka akan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari,” kata Andi.

Lanjut Andi, untuk itu perlunya penyebarluasan pendidikan kearifan lokal warisan leluhur bangsa yang sangat kaya yang menjunjung tinggi kebhinnekaan dan toleransi melalui berbagai media sekolah, forum-forum pengajian, dialog interaktif dan lainnya. Dengan begitu, paham radikal yang akan masuk ke dunia pendidikan bisa diantisipasi.

“Saya yakin jika semua bersatu padu merawat kebhinekaan, kita tidak mungkin mudah terpecah belah,” kata dia.

Andi juga memaparkan bahwa ASN adalah publik figur. Karena itu harus menunjukkan sikap patuh pada aturan yang berlaku. Bukan disebabkan oleh adanya sanksi, tetapi merupakan sikap yang muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. (IR)

Share This Article