Ad imageAd image

Berpenampilan Nyentrik, Pendeta Agus Dedikasikan Hidup untuk Anak Yatim dan Jalanan

Dickri Tifani
2 Views
2 Min Read
Inilah sosok Pendeta Agus Sutino saat disambangi Indoraya di Yayasan Hati Bagi Bangsa, Selasa (24/12/2024). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Agus Sutikno (49), seorang pendeta Kristen dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI), memiliki penampilan yang mencolok dibandingkan dengan pendeta pada umumnya.

Ia dikenal dengan rambut panjang, sepatu boots, tato di tubuh dan wajah, serta motor chopper modifikasi yang selalu ia kendarai.
Meski penampilannya jauh dari stereotip pendeta, Agus membuktikan bahwa penampilan tidak selalu mencerminkan karakter seseorang.

Sejak 18 tahun lalu, Agus telah mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak jalanan yang putus sekolah, melalui pendirian Rumah Welas Asih dan Yayasan Hati Bagi Bangsa. Sekitar 200 anak mendapatkan pendidikan dan kasih sayang darinya sebagai anak asuh.

“Setiap bulan saya bagi sembako dan uang saku sekolah untuk mereka, karena saya menyekolahkan sekitar 200 anak, termasuk bayi yang baru berusia 12 hari,” ujar Agus saat ditemui di Yayasan Hati Bagi Bangsa pada 24 Desember 2024.

Selain memenuhi kebutuhan dasar anak-anak, Agus juga berperan sebagai sosok ayah yang memberikan perhatian, kasih sayang, dan bimbingan.

“Saya ingin menjadi ayah yang merangkul, bukan hanya memukul,” katanya.

Semua kegiatan ini berjalan tanpa bantuan pemerintah, dan Agus meyakini Tuhan akan selalu mencukupi kebutuhan misinya.

“Saya percaya Tuhan yang mengutus saya, maka Tuhan juga yang akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan di sini,” ujar Agus dengan penuh keyakinan.

Agus juga menyampaikan bahwa meski ada stigma awal bahwa anak-anak yang ia bantu akan diajak memeluk agama Kristen, hingga kini tidak ada seorang pun dari mereka yang beragama Kristen. Agus menegaskan bahwa bagi dirinya, inti ajaran agama adalah belas kasih, yang dalam bahasa umum dikenal sebagai rahmatan lil alamin.

“Saya mengaplikasikan agama dengan menjadi berkat bagi sesama, dan mereka yang bukan Kristen juga bisa menunjukkan kasih sayang kepada sesama,” jelasnya.

Pada perayaan Natal kali ini, Agus mengingatkan bahwa Natal bukan hanya untuk umat Kristen, tetapi untuk semua manusia.
“Kita harus menunjukkan rasa welas asih, karena belas kasih adalah sifat Gusti Allah yang harus nyata bagi semua orang,” tegasnya.

 

Share This Article