Berbeda Dengan Daerah Lain, Masyarakat Kudus Lebih Memilih Kurban Kerbau. Mengapa?

Redaksi Indoraya
26 Views
2 Min Read
Menara Kudus (dok. Wikipedia)
INDORAYA – Jika biasanya masyarakat menyembelih hewan kurban berupa sapi atau kambing, itu tidak berlaku bagi warga Kabupaten Kudus. Pasalnya, warga Kudus lebih memilih untuk menyembelih kerbau, dibandingkan dengan sapi atau kambing.
Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Denny Nur Hakim mengatakan masyarakat Kudus masih memegang teguh tradisi dari Sunan Kudus. Yaitu, mereka tidak menyembelih sapi.

“Kita masih memegang teguh dari Sunan Kudus, bahwa tidak menyembelih sapi, termasuk saat hari Idul Adha. Bukan hanya kurban, sehari-harinya kita itu tidak menyembelih sapi. Gantinya sapi kita menyembelih kerbau,” kata Denny, Kamis (7/7/2022).

Denny menjelaskan tradisi tidak menyembelih sapi ini merupakan strategi Sunan Kudus untuk menyebarkan agama Islam. Menurutnya mayoritas masyarakat di Kudus dulu beragama Hindu. Untuk menghargai umat Hindu, Sunan Kudus pun tidak menyembelih sapi.

“Asal usulnya itu bisa dikatakan sebagai strategi dalam penyebaran agama Islam oleh Sunan Kudus. Untuk menarik masyarakat Hindu agar mau memeluk agama Islam dengan tanpa paksaan,” ujar Denny.

“Dan, itu sukses. Kita bisa melihat Kudus itu dulu, sebelum masuknya Islam atau Sunan Kudus, sebagai pusat perkembangan Hindu,” sambung dia. Kini, mayoritas masyarakat di Kudus memeluk agama Islam.

Mengenai Idul Adha, Denny menjelaskan pihak yayasan menerima hewan kurban untuk disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu. Daging kurban disalurkan langsung kepada warga di Kudus.

“Kita menyampaikan kepada perusahaan atau tokoh masyarakat jika melaksanakan kurban, kita siap melaksanakan sampai mendistribusikan. Pendistribusian ini kita ini ke berbagai macam desa yang ada di Kudus,” kata Denny.

Denny menambahkan, tiap tahun ada belasan ribu bungkus daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat di delapan kecamatan di Kudus.

“Kita melakukan koordinasi dengan korcam (koordinator kecamatan), titik fokus kepada masyarakat yang kurang beruntung, kemudian masyarakat yang belum merasakan daging saat hari raya kurban. Kita punya data masyarakat yang belum beruntung, tinggal nanti kordes (koordinator desa) yang turun dan memberikan,” terang dia.

Share This Article